TEMPO Interaktif, Denpasar:Ribuan massa Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan menghadiri acara deklarasi pergantian nama menjadi Partai Nasionalis Benteng Kerakyataan di Lapangan Lumintang, Denpasar, Bali, Ahad (24/2) sore. Manifesto politik partai dibacakan Ketua PNBK Jawa Tengah Bambang Suryatama. Partai tersebut berjanji memihak petani dan nelayan sebagai pilar kehidupan rakyat. “Sudah saatnya kapitalisme dihentikan,” kata Bambang. Manifesto itu menuntut para pemimpin memihak rakyat dan mengembalikan harga diri bangsa. Ketua Umum PNBK Eross Jarot meminta bangsa memerangi pelecehan oleh bangsa lain. Bangsa dilecehkan, kata dia, karena para pemimpin tidak mampu. Di masa Bung Karno, kata dia, Indonesia bisa memimpin gerakan Nonblok. Partai bertujuan menciptakan bangsa berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. “Sekarang ini kami terperosok dalam jebakan hutang yang direkayasa Amerika Serikat. Pemimpin kita tak paham tujuan revolusi nasional,” katanya. Deklarasi dihadiri pengurus 33 Propinsi, kata dia, merupakan bantahan atas pernyataan PNBK bubar. Dia yakin PNBK lolos verifikasi peserta pemilu 2009. Eros menyebut, PNBK berhasil mendorong kemenangan sejumlah tokoh dalam pemilihan kepala daerah di Bojonegoro, Jawa Timur dan di Gianyar, Bali. Pergantian nama ini merupakan dampak dari ketentuan electoral threshold (batasan kursi legislatif minimal bagi partai politik untuk ikut kembali pada pemilu berikutnya). Dalam undang-undang pemilu 2004, partai politik minimal harus memperoleh tiga persen dari kursi legislatif. PNBK tak memperoleh kursi pada pemilu lalu. Partai ini memperoleh suara 1.228.497 suara atau 1.09 persen. Partai yang tak lolos electoral harus berganti nama atau bergabung dengan partai lain. Rofiqi Hasan
Putusan Mahkamah Konstitusi mengabulkan partai-partai kecil mengajukan calon dalam pemilihan kepala daerah langsung disambut gembira partai-partai kecil.