Prabowo Nilai Arah Pembangunan Ekonomi Keliru Sejak Orde Baru

Reporter

Fikri Arigi

Rabu, 6 Februari 2019 19:48 WIB

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan sambutan dalam acara HUT FSPMI ke-20 di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu, 6 Februari 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta-Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengatakan telah memprediksi arah perkembangan pembangunan ekonomi Indonesia sejak era Orde Baru. Prabowo mengaku sejak saat Orde Baru itu ia melihat bahwa pembangunan ekonomi Indonesia berada dalam jalur yang keliru.

“Jadi Saudara-saudara sekalian, dari awal, sekian tahun, saya sejak Orde Baru melihat arah pembangunan ekonomi Indonesia sebetulnya menuju arah yang keliru,” ujar Prabowo dalam pidatonya di acara ulang tahun Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), di Sports Mall, Jakarta, Rabu 6 Februari 2019.

Baca: Siapa Konsultan Asing Prabowo? Kubu Jokowi Sebut Nama Ini

Prabowo melihat kesalahan sejak Orde Baru terletak pada kalangan elite di Indonesia. Menurut dia kalangan elite Indonesia tidak berguna karena gagal memberikan arah dan gagal mengelola bangsa ini. Prabowo mengaku selalu menyampaikan hal ini. Akibatnya, ia menglaim banyak dibenci kalangan elite karena memegang keyakinannya ini. Bahkan ada yang menuding dirinya tidak dapat membaca data.

Pada kesempatan itu Prabowo sekaligus menampik tudingan-tudingan tersebut. Prabowo menegaskan bahwa dirinya dapat membaca data, bahkan sudah ia tuangkan gagasannya itu ke dalam sebuah buku.

Prabowo menuturkan gagasan itu juga sebelumnya sempat disampaikan oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno. Menurutnya selama permasalahan ini masih ada, tidak mungkin ada cukup lapangan kerja dan upah buruh tidak akan membaik.

Simak: Kubu Prabowo Temukan Informasi Jokowi Pakai Konsultan Amerika

“Prabowo bisa baca angka, dan angkanya tidak baik bagi bangsa kita sekarang. Sekarang sudah saya tulis di buku. Inti masalah Indonesia sejak beberapa puluh tahun lalu, sejak jaman penjajahan adalah kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia,” ujar mantan Danjen Kopassus ini setengah membentak.

Pada 2016 lalu Prabowo Subianto meluncurkan buku berjudul Paradoks Indonesia. Buku ini bercerita tentang pandangan Prabowo terhadap masalah-masalah yang menimpa bangsa, khususnya di bidang ekonomi. Prabowo juga menyoal gizi buruk. Di salah satu bagian buku itu, ia juga menyinggung definisi merdeka. Prabowo menyebut, merdeka berarti mencapai kondisi rakyat yang sejahtera.

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

7 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

11 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

11 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

14 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

15 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

1 hari lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

1 hari lalu

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

Bambang Soesatyo menegaskan PADIH UNPAD siap membantu pemerintahan Prabowo - Gibran dalam pembangunan hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Santer Isu Prabowo Tambah Kementerian, Rumah Dinas Menteri di IKN Bakal Ditambah?

1 hari lalu

Santer Isu Prabowo Tambah Kementerian, Rumah Dinas Menteri di IKN Bakal Ditambah?

Bagaimana pembangunan rumah tapak jabatan menteri di IKN di tengah bergulirnya isu penambahan kementerian di kabinet Prabowo?

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

1 hari lalu

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tanggapi rencana Prabowo Subianto alokasikan Rp 16 triliun per tahun untuk IKN.

Baca Selengkapnya