Wakil Ketua DPR Fadli Zon saat ditemui di tengah acara Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Senin, 23 Juli 2018. TEMPO/Ahmad Faiz.
TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Ketua Dewan Perwakilan Fadli Zon menyebut polemik imbauan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya di bioskop merupakan bentuk amatiran termutakhir dari pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Itulah karena grasa-grusu, pemerintahan ini kan memang pemerintahan amatiran ya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 1 Februari 2019.
Fadli menilai aturan itu tak perlu ada sedari awal. Sebab, kata Fadli, aturan tersebut mengesankan seolah-olah Indonesia baru merdeka dari penjajahan. Menurutnya meski tak diberlakukan aturan menyanyikan lagu kebangsaan itu di bioskop tak mengurangi nasionalisme masyarakat Indonesia.
"Mungkin dia yang berkurang, kalau saya sih nasionalisme saya makin bergejolak sekarang ini," ujarnya.
Fadli berujar polemik tarik ulur imbauan itu menunjukkan bahwa pemerintah asal melemparkan suatu kebijakan. Namun tak lama kemudian kebijakan itu dikoreksi. Politikus Partai Gerindra ini mengkritik pemerintah yang dinilainya sudah cukup sering melakukan hal-hal semacam itu.
"Saya kira memang harus segera diganti, karena (penduduk) Indonesia 260 juta tidak bisa dipimpin secara amatiran seperti ini," ucap elite pendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini.
Kementerian Pemuda dan Olahraga sebelumnya mengeluarkan imbauan agar bioskop memutar lagu Indonesia Raya sebelum pemutaran film. Imbaun itu diteken oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada 30 Januari 2019.
Lantaran menuai kontroversi, Kemenpora mencabut imbauan tersebut. Kementerian langsung menggelar konferensi pers di gedung Kemenpora, Jakarta pada Jumat siang. Fadli Zon pun berekasi dengan menyebut pemerintah amatiran dalam mengeluarkan kebijakan.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.