Ramos Horta Puji Indonesia Aktif Selesaikan Konflik Rohingya

Jumat, 25 Januari 2019 16:03 WIB

Mantan Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Penerima Nobel Perdamaian tahun 1996, Jose Ramos Horta menyebut Indonesia sebagai negara terbaik yang membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Myanmar.

Baca: Peraih Nobel Ramos Horta Akan Bicara Islam Indonesia di UGM

Mantan Presiden Timor Leste ini mengapresiasi Indonesia yang menjalankan dialog lintas agama (interfaith dialog) dalam upaya menghentikan kekerasan yang menimpa muslim Rohingya di Rakhine State.

“Saya bilang ke Ban Ki-moon (mantan Sekjen PBB) dan Aung San Suu Kyi (pemimpin gerakan demokrasi) Myanmar negara terbaik yang membantu Myanmar adalah Indonesia,” kata Ramos Hortad dalam seminar internasional “Islam Indonesia di Pentas Global: Inspirasi Damai Nusantara untuk Dunia” di Balai Senat UGM, Jumat, 25 Januari 2019. Ramos Horta menjadi pembicara kunci bersama Ahmad Syafii Maarif, Yahya Cholil Staquf.

Komitmen Indonesia untuk terlibat dalam menghentikan kekerasan di Myanmar, kata Ramos tidak lepas dari peran dua organisasi Muslim terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah. Indonesia membantu Myanmar dalam misi kemanusiaan di antaranya bantuan pendidikan dan kesehatan.

Advertising
Advertising

Kepada Ban Ki-moon, Ramos telah mengatakan bahwa Indonesia harus lebih terlibat aktif untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan Myanmar. Indonesia tak punya hambatan dengan Myanmar sehingga negara ini mudah masuk memberikan bantuan.

Indonesia memiliki pengalaman dalam proses transisi dari kekuasaan militer di era Orde Baru Soeharto menuju demokrasi yang dinamis. Selain itu, Indonesia mampu mengatasi konflik atau kekerasan etnis di antaranya konflik Ambon dan Dayak di Kalimantan.

Myanmar saat ini mengalami seperti yang Indonesia pernah alami, yakni transisi dari pemerintahan militer menuju demokrasi. “Saya bilang ke Suu Kyi bahwa dia harus bicara kepada Indonesia,” kata Ramos Horta yang merupakan mantan pejuang kemerdekaan Timor Leste itu.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

10 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

12 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

12 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

15 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

15 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

16 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

17 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

18 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya