5 Fakta Pelaporan Marzuki Kill The DJ untuk Pendukung Prabowo

Reporter

Syafiul Hadi

Editor

Amirullah

Rabu, 16 Januari 2019 07:44 WIB

Musisi Marzuki Mohammad datangi Polda DIY melaporkan dugaan plagiat atas lagu Jogja Istimewa ciptaannya yang digunakan untuk kampanye pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Selasa, 15 Januari 2019. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Musikus Marzuki Mohamad atau yang kerap disebut Kill The DJ geram lagu 'Jogja Istimewa' ciptaannya dipakai untuk berkampanye. Kegeraman Marzuki Kill The DJ terlihat saat dia mengomentari sebuah video yang menampilkan lagu itu diganti liriknya untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Baca: Cerita Lahirnya Lagu Jogja Istimewa Marzuki Kill The DJ

"Maling lagu ban**at! Yang gak terima bukan cuma saya sebagai pemilik hak cipta, orang Jogja juga gak akan terima lagu ini dipakai buat kampanye pilpres!!" tulis akun @killthedj saat mengomentari video tersebut pada Senin, 14 Januari 2019 pukul 21.30 WIB.

Atas hal ini, Kill The DJ melaporkan penggunaan lagunya sebagai bahan kampanye ke Kepolisian Daerah Yogyakarta. Berikut fakta-fakta terkait laporan Marzuki Kill The DJ terkait lagunya yang dipakai kampanye untuk Prabowo:

1. Marzuki Laporkan Akun @CakKhum

Advertising
Advertising

Marzuki Kill The DJ melaporkan akun twiter @CakKhum ke Kepolisian Daerah Yogyakarta pada Selasa, 15 Januari 2019. Rapper ini menduga akun tersebut yang pertama kali menyebarkan video lagu "Jogja Istimewa" karangannya yang telah diubah liriknya menjadi mendukung Prabowo Subianto.

"Kan itu ada watermark akun yang menyebarkan pertama kali. Ya akun itu yang saya laporkan," kata Marzuki di Polda DIY.

Sebelumnya, akun @CakKhum mengunggah sebuah video pada 10 Januari 2019 pukul 23.45 WIB. Dalam video itu terlihat sekelompok perempuan sedang beramai-ramai menyanyikan lagu 'Jogja Istimewa' dengan lirik yang diubah.

2. Marzuki Tak Terima Lagunya Dipakai untuk Kampanye

Marzuki menganggap penggunaan lagu yang telah diubah liriknya itu sebagai plagiat. Selain itu, dia tak terima jika lagu ciptaannya itu digunakan untuk kampanye Pilpres 2019. "Baik itu untuk kampanye Jokowi-Maruf Amin atau Prabowo-Sandi, saya tidak terima jika lagu itu dipakai untuk kampanye," kata Marzuki.

Marzuki menuturkan meski pada 2014 silam ia mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, namun sekali pun ia tak pernah mengotak-atik lagu itu untuk kepentingan politik. Dia tak terima ada pihak yang mengubah lagu itu dan untuk kepentingan politik.

3. Marzuki Bawa Hak Cipta Sebagai Bukti Laporan

Marzuki melaporkan akun @CakKhum ke Polda DIY dengan beberapa bukti. Salah satunya adalah Surat Pendaftaran Ciptaan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bernomor C22201400010 tertanggal 5 Maret 2014.

Baca: Lagunya untuk Kampanye Prabowo, Marzuki Kill The DJ Lapor Polisi

Dalam surat itu tercantum bahwa penyanyi bernama Mohammad Marzuki sebagai pemegang hak cipta lagu berjudul Jogja Istimewa. Selain itu Marzuki dan kuasa hukum juga membawa bukti video lagu Jogja Istimewa yang sudah diubah lirik lagunya oleh akun diduga kuat pendukung Prabowo - Sandi.

"Laporan ini masih tahap pengaduan, masih penyelidikan dulu apakah memenuhi unsur pidananya atau tidak," ujar kuasa hukum Marzuki, Hilarius usai pelaporan.

4. Timses Prabowo Sebut Penggunaan Lagu Marzuki Hanya Spontan

Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga DIY, Dharma Setiawan, mengatakan penggunaan lagu Jogja Istimewa karangan Marzuki Kill The DJ oleh sejumlah relawan pendukung Prabowo itu bersifat spontan. "Jadi memang tidak ada perencanaan BPN untuk kampanye seperti itu," ujar Dharma di Yogyakarta.

Dharma mengatakan hal itu terjadi dalam pertemuan antar kelompok relawan perempuan pendukung Prabowo. "Saat pertemuan itu, untuk seru-seruan antar kelompok ada yang bikin yel-yel sekreatif mungkin," kata dia.

5. BPN Yogyakarta Beri Bantuan Hukum ke Relawan yang Dilaporkan Marzuki

Dharma Setiawan mengatakan akan menyiapkan bantuan hukum kepada relawan yang dilaporkan atas nama akun @CakKhum tersebut. "Walaupun kami juga menghargai sikap pencipta lagu, namun kami tetap akan berikan bantuan hukum atas pelaporan pada relawan kami," tuturnya.

Dharma menilai para relawan Prabowo - Sandiaga yang menyanyikan lagu ciptaan Marzuki saat itu bukan bermaksud untuk melanggar hak cipta. Dia mengatakan lagu itu hanya digunakan sebagai yel-yel pertemuan internal relawan.

SYAFIUL HADI | PRIBADI WICAKSONO | RYAN DWIKY

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

14 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

1 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

3 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

3 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

4 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

4 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya