Pelaku Teror Pimpinan KPK dan Novel Baswedan Diduga 1 Jaringan

Reporter

M Rosseno Aji

Kamis, 10 Januari 2019 03:10 WIB

Dua orang pelaku teror bom di rumah anggota penyidik empat tahun yang lalu terekam CCTV, dalam konferensi pers teror terhadap pimpinan KPK, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu, 9 Januari 2019. Video ini baru dibuka ke publik oleh Wadah Pegawai KPK atas teror terhadap pimpinan KPK,menyusul teror bom di kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakilnya Laode M Syarif. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta-Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi menduga teror bom ke rumah dua pimpinan KPK, Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, punya korelasi dengan kasus teror ke KPK lainnya.

Baca juga: Wakil Ketua KPK Tak Pikirkan Pindah Rumah Pasca Teror Bom

"Teror ke pimpinan hari ini adalah satu kesatuan utuh rangkaian teror terhadap pejabat dan pegawai KPK yang sampai saat ini tak kunjung terungkap," kata Ketua WP KPK, Yudi Purnomo, di kantornya, Rabu, 9 Januari 2019.

Rabu pagi, rumah Pimpinan KPK Laode M. Syarif dilempari dua buah botol yang diduga bom molotov. Botol pertama tidak pecah, sementara yang kedua pecah dan terbakar, namun tidak besar.

Sedangkan di rumah Agus Rahardjo, petugas keamanan rumah menemukan benda diduga bom tergeletak di depan rumah. Saat kejadian, Agus sedang tidak ada di rumah. Menurut Agus, bentuk teror itu berupa paralon yang dibungkus menyerupai bom.

Menurut Yudi, teror terhadap 2 pimpinan KPK dan pegawai KPK diduga terkait lantaran kemiripan antara satu kasus dengan kasus lainnya. Dia mengatakan kemiripan itu ada pada jumlah pelaku. Teror ke rumah Agus dan Laode dilakukan dua orang. Hal yang sama terjadi saat penyerangan terhadap penyidik senior Novel Baswedan pada 2017 dan teror ke rumah penyidik Afief Yulian Miftach pada pertengahan 2015.

Selain itu, Yudi mengatakan kemiripan di tiga kasus itu juga dapat dilihat dari modus teror, yakni menggunakan bom dan air keras. Rumah Afief di Jakamulya, Bekasi, pernah disatroni dua pria tak dikenal.

Keduanya kemudian meletakkan sebuah bungkusan mirip bom. Kap mobil Afief, yang diparkir di halaman rumah, juga pernah melepuh karena disiram air keras. Teror kepada pimpinan dilakukan dengan cara yang sama yakni dengan bingkisan bom. Sementara Novel diserang dengan siraman air keras.

"Jadi dari sini kami menarik hipotesis sementara bisa jadi ini adalah orang dan jaringan yang sama, tapi karena tidak terungkap mereka terus melakukan tindakan untuk meneror penyidik KPK," kata Yudi.

Yudi mengatakan teror itu harus diungkap. Dia khawatir akan ada teror lainnya ke KPK bila kasus ini tak terungkap. Dia meminta presiden menunjukkan komitmen pemberantasan korupsi dengan berkomitmen mengungkap kasus ini. "Kami yakin ini bukanlah yang terakhir, jika ini tidak terungkap," katanya.

Berita terkait

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

2 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

23 jam lalu

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

Mei 2024 menjadi bulan film horor, sejumlah film Indonesia dengan genre itu akan tayang

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

3 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya