Petani di Bima Nikmati Bibit Jagung dari Pemerintah
Selasa, 8 Januari 2019 10:18 WIB
INFO NASIONAL - Bantuan bibit jagung yang didistribusikan pemerintah melalui Kementerian Pertanian sangat layak dan membantu peningkatan produksi, termasuk yang disalurkan ke sejumlah desa di Bima, Nusa Tenggara Barat. Serikat Tani Nasional (STN) menilai tidak ada yang gagal dalam distribusi bibit tanam pemerintah.
"Saya sudah cek secara langsung dan hasilnya cukup bagus. Produksinya meningkat, kualitasnya juga bagus, tidak bisa dibilang gagal lah, intinya," kata Ketua Serikat Tani Nasional (STN) Ahmad Rifai, Senin, 7 Januari 2019.
Menurut Rifai, pemberian bibit ini merupakan langkah maju yang harus diapresiasi karena mampu mengurangi beban petani. Apalagi kelangkaan jagung yang terjadi akhir-akhir ini membuat wilayah Bima terus berbenah menjadi salah satu lumbung jagung dengan kualitas baik.
"Saya pikir sudah saatnya kita harus memberi apresiasi atas sikap dan program pemerintah yang sudah memberikan bibit jagung kepada seluruh petani di Indonesia," ucapnya.
Menurut Rifai, bibit tanam yang diberikan pemerintah sejauh ini dalam keadaan baik, bahkan cenderung tidak mengalami kendala yang mengarah pada kegagalan. Dengan kata lain, bibit ini dinilai sudah sesuai dengan yang diusulkan dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Tidak seperti kabar yang beredar sebelumnya bahwa bibit pemberian pemerintah tidak layak, bahkan ada penolakan dari petani.
"Prinsip kami adalah pemberian bibit dari pemerintah itu tidak sia-sia, apalagi gagal. Di NTB malah bagus dan produksinya juga meningkat," ujarnya.
Perketat pengawasan
Rifai menambahkan, seandainya terjadinya protes petani atas bibit yang diberikan pemerintah, yang harus dilakukan adalah memperketat pengawasan. Mulai distribusi hingga penanaman bibit.
"Kalimat tidak layak ini, menurut saya, tidak tepat ya. Sebab, pemerintah kan sudah berupaya dalam pengadaan bibit. Jadi kembali lagi, yang harus dilakukan pemerintah adalah mengawasi semua distribusi bibit di seluruh Indonesia," tuturnya.
Anwar, salah satu petani di Bima, mengaku tidak mempersoalkan bibit tanam yang didistribusikan pemerintah. Menurut dia, selama bibit itu bentuknya adalah bantuan, maka ia dan para petani lain tidak mempersoalkan.
"Tidak masalah ya. Saya pikir ada kekurangan pada bibit memang iya, tapi bukan berarti gagal. Sebab, sebagian bibit sudah tumbuh dengan baik. Adapun kekurangan itu bisa kita sampaikan secara baik," katanya.
Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, memang memiliki program yang dinamakan Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung, dan Kedelai (pajale). Lewat program ini, pemerintah terus mengupayakan peningkatan produksi pajale dengan memberikan berbagai bantuan bagi petani, di antaranya bibit serta alat mesin pertanian. (*)