Longsor Sukabumi, Pemangku Adat Ungkap Tragedi 20 Tahun Silam

Rabu, 2 Januari 2019 06:56 WIB

Longsor perbukitan meluncur mengikuti lereng dan menimbun sekitar 34 rumah kampung adat di Kampung Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, 31 Desember 2018. twitter.com/sutopo_pn

TEMPO.CO, Bandung -Pemangku adat dan warga kasepuhan Sirna Resmi berduka cita mendalam atas kejadian longsor Sukabumi yang menimbun Kampung Cigarehong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin petang, 31 Desember 2018.

Pemangku adat atau kasepuhan Sirna Resmi Abah Asep Nugraha kepada Tempo mengisahkan riwayat singkat kampung adat itu dan longsor di lereng yang sama 20 tahun silam.
Baca : Alasan Evakuasi 20 Korban Longsor Sukabumi Dilanjutkan Rabu Pagi

Kampung Cigarehong kata Abah, bagian dari kampung adat atau kasepuhan Sirna Resmi. Kampung itu bertetangga dengan kampung adat lainnya, Cimapag, yang berjarak sekitar 400 meter. "Yang terkena longsor Kampung Cigarehong," katanya saat dihubungi Senin, 1 Januari 2019.

Kampung Cigarehong menurut Abah, punya 33 rumah yang dihuni 101 orang. Sebanyak 30 rumah tertimbun longsor, tiga hunian lainnya luput. "Kejadiannya Senin sore jam enam mau magrib," katanya. Di tempat itu menurut Abah, selama empat hari hingga waktu kejadian diguyur hujan setiap hari.

Kampung itu berada di lereng yang dekat dengan perbatasan Banten dan Taman Nasional Gunung Halimun-Gunung Salak.
Warga mencari korban yang tertimbun tanah longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa, 1 Januari 2019. ANTARA

Menurut Abah, warga kampung adat yang hidupnya nomaden atau berpindah tempat mulai mendirikan kampung itu sekitar 1941-1942 di tanah adat. "Kampung terus berkembang, beranak pinak di situ," ujarnya.

Awalnya penghuni Kampung Cigarehong hidup dari bertani dan beternak dengan banyak kandang. Lama-lama area sawah bertambah di lereng perbukitan. "Sekitar 20 tahun lalu pernah terjadi longsor, waktu itu belum banyak sawah," kata Abah.

Advertising
Advertising

Dia mengaku sudah memperingatkan warga soal kejadian longsor itu. Namun sawah menjadi tumpuan hidup warga dan luasnya terus bertambah di lereng.
Simak pula :
Penyebab Evakuasi Korban Longsor Sukabumi Dihentikan Sementara

"Padahal itu harusnya jangan, sempat peringatkan sudah dikasih tahu karena kejadian 20 tahun lalu," kata Abah lagi.

Hasil panen padinya sesuai aturan kampung adat tidak boleh diperjual belikan dan hanya untuk konsumsi keluarga. Selain padi, hasil olahan bumi lainnya bisa menjadi sumber nafkah.

Menurut Abah, warga Kampung Cigarehong, lokasi longsor Sukabumi, umumnya hidup pas-pasan. Karena itu wacana relokasi dari lereng yang pernah longsor itu sulit diwujudkan. "Kalau relokasi mau pindah ke mana, butuh biaya banyak. Jangankan beli lahan, rumah baru, untuk sehari-hari saja pas pasan," katanya.

Berita terkait

Setelah Viral Joget Sadbor, Gunawan Dicokok Polisi Diduga karena Promosi Judi Online

4 jam lalu

Setelah Viral Joget Sadbor, Gunawan Dicokok Polisi Diduga karena Promosi Judi Online

Polres Sukabumi menangkap Tiktoker Gunawan yang viralkan joget sadbor, ia disinyalir terlibat dalam promosi judi online.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Gunawan Sadbor sebagai Tersangka Promosi Judi Online

1 hari lalu

Polisi Tetapkan Gunawan Sadbor sebagai Tersangka Promosi Judi Online

Polres Sukabumi menetapkan Gunawan Sadbor sebagai tersangka promosi judi online.

Baca Selengkapnya

Ditangkap Polisi, Gunawan Bantah Joget Sadbor di Tiktok Bekerja Sama dengan Akun Judi Online

3 hari lalu

Ditangkap Polisi, Gunawan Bantah Joget Sadbor di Tiktok Bekerja Sama dengan Akun Judi Online

Gunawan menyatakan telah berkali-kali memblokir akun-akun judi online yang berusaha masuk ke akun Tiktok saat mereka live joget sadbor.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Gunawan Joget Sadbor Karena Diduga Promosikan Judi Online

3 hari lalu

Polisi Tangkap Gunawan Joget Sadbor Karena Diduga Promosikan Judi Online

Polres Sukabumi menangkap Gunawan joget sadbor karena diduga terlibat promosi judi online. Konten kreator Desa Bojongkembar itu telah membantahnya.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Rekam Suara Bumi dengan AI untuk Peringatan Dini Longsor dan Gempa Bumi

5 hari lalu

Guru Besar Unpad Rekam Suara Bumi dengan AI untuk Peringatan Dini Longsor dan Gempa Bumi

Guru besar geofisika Unpad Yudi Rosandi merekam getaran pada permukaan bumi di sejumlah tempat yang kemudian diolah dengan AI.

Baca Selengkapnya

Sosok Gunawan, Orang di Balik Joget Sadbor yang Viral di TikTok

6 hari lalu

Sosok Gunawan, Orang di Balik Joget Sadbor yang Viral di TikTok

Joget sadbor menjadi tren baru yang ramai dibicarakan di TikTok Indonesia. Siapa sosok di baliknya?

Baca Selengkapnya

Apa Itu Joget Sadbor yang Viral di TikTok karena Dapat Banyak Hadiah dari Penonton?

7 hari lalu

Apa Itu Joget Sadbor yang Viral di TikTok karena Dapat Banyak Hadiah dari Penonton?

Joget Sadbor yang unik dan khas menjadi tren baru di TikTok dan mendapatkan banyak hadiah dari penonton.

Baca Selengkapnya

Longsor Tembok Perumahan di Kota Cimahi, Ini Kata Peneliti BRIN

26 hari lalu

Longsor Tembok Perumahan di Kota Cimahi, Ini Kata Peneliti BRIN

Longsor terjadi karena penanganan lereng yang kurang sesuai dengan standar.

Baca Selengkapnya

Dinding Tanah Perumahan Longsor Timpa Perumahan Lain di Cimahi, 2 Anak Jadi Korban

26 hari lalu

Dinding Tanah Perumahan Longsor Timpa Perumahan Lain di Cimahi, 2 Anak Jadi Korban

Total 12 rumah menjadi korban dan harus dikosongkan sementara pengembang dan dinas terkait mencari cara mengatasi bencana longsor tersebut.

Baca Selengkapnya

Gempa M4,9 Guncang Sukabumi Malam Ini, Gempa Dangkal Karena Aktivitas Sesar Dasar Laut

27 hari lalu

Gempa M4,9 Guncang Sukabumi Malam Ini, Gempa Dangkal Karena Aktivitas Sesar Dasar Laut

BMKG mencatat gempa berkekuatan M 4,9 mengguncang wilayah Sukabumi dan sekitarnya pada pukul 21.12 WIB.

Baca Selengkapnya