Cerita Anggota TNI di Papua Pasca-Penyerangan Kelompok Bersenjata

Reporter

Antara

Selasa, 25 Desember 2018 18:13 WIB

Prajurit TNI berdoa sebelum menaiki helikopter dengan tujuan di Wamena, Papua, Rabu, 5 Desember 2018. Dikabarkan empat orang pekerja yang sempat disandera KKB berhasil meloloskan diri dan selamat. ANTARA/Iwan Adisaputra

TEMPO.CO, Nduga - Personel TNI di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, mengklaim tidak ada lagi penembakan atau penyerangan terhadap pos tersebut pascapenyerangan oleh kelompok bersenjata pada awal Desember lalu.

"Hingga kini tidak ada lagi yang serang pos. Kami ada di sini sejak awal Desember," kata Sersan Kepala M Diyan S di Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa, 25 Desember 2018.

Baca: TNI Bantah Gunakan Bom Fosfor di Papua

Pada 1 Desember lalu, kelompok bersenjata menyerang para pekerja Trans Papua di Kabupaten Nduga. Kemudian mereka juga menyerang pos TNI yang berada di Distrik Mbua. Akibat penyerangan itu, 24 pekerja dan satu anggota TNI tewas.

Bersama sejumlah rekan-rekannya, Diyan menjelaskan soal bekas-bekas peluru, lemparan batu, bom molotov serta anak panah saat peristiwa penyerangan Pos Mbua pada 2 Desember lalu hingga menyebabkan gugurnya satu personil TNI. "Jadi, ini bekas-bekas tembakan peluru di pintu pos," katanya sambil menunjukkannya.

Advertising
Advertising

Selain pintu pos, pada sejumlah jendela di rumah yang dijadikan Pos TNI di Mbua itu juga tak luput dari aksi serangan oleh kelompok bersenjata. "Kelompok itu juga melemparkan botol berisi bensin atau minyak tanah, untung tidak pecah dan terbakar. Ada juga anak panah, batu dan benda liannya yang dilempar saat itu," kata Diyan.

Baca: TNI-Polri Temukan Tiga Jasad Anggota KKB di Nduga Papua

Diyan yang berasal dari Yonif RK 751/VJS bersama rekan-rekannya pun langsung membangun 'box steling' atau kotak perlindungan dari susunan batu mengeliling rumah yang yang dijadikan sebagai Pos TNI di Mbua.

Selain melakukan pengamanan, Diyan mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi dengan warga setempat. "Kami juga bersosialisasi dengan warga setempat, laksanakan komunikasi sosial, karya bakti dan hal lainnya untuk mengajak warga agar tidak takut dengan aksi kekerasan lalu," kata dia.

Saat ini, tim gabungan TNI dan Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya dari Organisasi Papua Merdeka. Pada 17 Desember lalu, tim menemukan tiga jenazah yang diduga merupakan anggota kelompok bersenjata.

Berita terkait

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

7 jam lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

18 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

2 hari lalu

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya