Tak Ada Peringatan Dini Tsunami Selat Sunda, Begini Kata BMKG

Minggu, 23 Desember 2018 07:26 WIB

Pesisir pantai di kaki Gunung Anak Krakatau terlihat dari pesawat Casa milik TNI AL yang tengah melakukan Patroli Udara Maritim di Selat Sunda, 20 April 2015. Gunung ini timbul pada tahun 1927 atau 44 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Rachmat Triyono menjelaskan alasan tak ada peringatan dini terkait tsunami Selat Sunda yang melanda pesisir pantai Banten dan Lampung pada Sabtu malam, 22 Desember 2018.

Menurut Rachmat, alat yang dimiliki oleh BMKG saat ini hanya untuk melaporkan peringatan dini alias early warning system untuk tsunami yang diakibatkan gempa tektonik saja. "Tsunami ini (Banten-Lampung) diakibatkan oleh gempa vulkanik, saat ini belum ada alatnya," kata Rahmat di kantornya pada Ahad dini hari, 23 Desember 2018.

Baca: 20 Orang Dilaporkan Meninggal Akibat Tsunami di Selat Sunda

Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau ditengarai sebagai penyebab dari tsunami yang melanda pesisir pantai Banten, dan Lampung. Kekuatan tsunami bertambah saat bergabung dengan gelombang pasang air laut yang tinggi akibat dari fenomena bulan purnama.

Menurut Rachmat, BMKG sebelumnya pada Sabtu pagi pukul 07.00 WIB telah mengeluarkan peringatan dini adanya gelombang pasang setinggi dua meter di perairan Selat Sunda. Peringatan tersebut berlaku hingga tanggal 25 Desember 2018 mendatang. "Kalau soal gelombang tinggi sekitar 2 meter, BMKG sudah memberikan peringatan dini," kata dia.

Advertising
Advertising

Baca: Tsunami di Selat Sunda, Warga Pesisir Pantai Pandeglang Mengungsi

Dengan adanya peristiwa ini, Rachmat berharap BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kedepannya dapat meningkatkan sinergitas dalam memberikan peringatan dini terkait kasus serupa. "Pusat Geologi memberikan warning terkait aktivitas Anak Gunung Krakatau, BMKG memberikan warning daerah-daerah yang akan terdampak," ujarnya.

Rencananya, pagi ini PVMBG dan BMKG akan mengirim tim ke area Gunung Anak Krakatau untuk memverifikasi dugaan tersebut. Mereka ingin memastikan apakah tsunami Selat Sunda disebabkan oleh longsornya lereng gunung itu akibat erupsi atau faktor lain.

Tonton video erupsi Gunung Anak Krakatau diduga penyebab tsunami Pantai Anyer disini.

Berita terkait

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Diguyur Hujan Sejak Siang, Kelembapan Udaranya Tembus 95 Persen

3 jam lalu

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Diguyur Hujan Sejak Siang, Kelembapan Udaranya Tembus 95 Persen

Selama beberapa hari terakhir,sejak awal November 2024, BMKG terus mendeteksi potensi hujan sejak siang hingga malam di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Musim Penghujan Mulai Masuk, BMKG Ingatkan Isi Waduk sekaligus Waspada Banjir

12 jam lalu

Musim Penghujan Mulai Masuk, BMKG Ingatkan Isi Waduk sekaligus Waspada Banjir

BMKG menyatakan saat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali dalam kategori lemah.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Pengaruh La Nina Melemah, Kondisi Cuaca dan Musim 2025 Diprediksi Lebih Normal

13 jam lalu

BMKG Sebut Pengaruh La Nina Melemah, Kondisi Cuaca dan Musim 2025 Diprediksi Lebih Normal

La Nina masih terjadi namun terpantau lemah. Anomali suhu permukaan laut ini masih berlanjut hingga kuartal pertama tahun depan.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi Curah Hujan 2025 Normal, Cocok untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan

17 jam lalu

BMKG Prediksi Curah Hujan 2025 Normal, Cocok untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan

Menurut BMKG, curah hujan tahun 2025 diprediksi pada kondisi normal dengan jumlah curah hujan tahunan sekitar 1.000 hingga 5.000 milimeter per tahun.

Baca Selengkapnya

Kemendagri: Desa Hanura Lampung Jadi Desa Teladan PKAD 2024 dengan Rekam Jejak Anti-Korupsi

20 jam lalu

Kemendagri: Desa Hanura Lampung Jadi Desa Teladan PKAD 2024 dengan Rekam Jejak Anti-Korupsi

Desa Hanura di Lampung menang lomba desa teladan PKAD 2024. Kemendagri menilai desa ini layak jadi contoh karena sukses menerapkan hasil pelatihan P3PD. Desa tersebut juga pernah dinobatkan oleh KPK sebagai Desa Anti-Korupsi.

Baca Selengkapnya

Angin Kencang Picu Gelombang Tinggi di Laut, BMKG Sebar Peringatan Dini untuk Nelayan dan Kapal Feri

1 hari lalu

Angin Kencang Picu Gelombang Tinggi di Laut, BMKG Sebar Peringatan Dini untuk Nelayan dan Kapal Feri

BMKG mengingatkan risiko gelombang tinggi di berbagai perairan. Peringatan dini terbaru berlaku pada 5 -6 November 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG: Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Berangsur Masuk Musim Hujan

1 hari lalu

BMKG: Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Berangsur Masuk Musim Hujan

BMKG menyatakan, musim hujan dimulai awal November 2024 dan terus berlangsung hingga akhir Februari atau awal Maret 2025.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG: Bogor Dapat Hujan Petir, Jakarta Berawan Menjelang Siang

1 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG: Bogor Dapat Hujan Petir, Jakarta Berawan Menjelang Siang

BMKG memprakirakan hujan mengguyur sebagian besar Jabodetabek. Jakarta kemungkinan masih berawan menjelang siang, sebelum hujan saat malam.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Curah Hujan pada 2025 Normal, Ini Detailnya

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Curah Hujan pada 2025 Normal, Ini Detailnya

BMKG memprakirakan curah hujan pada 2025 normal. Ini detail daerah dan kondisi curah hujannya.

Baca Selengkapnya

Fenomena Cuaca DANA di Balik Banjir Bandang Valencia, Turunkan Hujan hingga 500 mm

1 hari lalu

Fenomena Cuaca DANA di Balik Banjir Bandang Valencia, Turunkan Hujan hingga 500 mm

Fenomena cuaca yang langka telah memberi malapetaka banjir bandang di Provinsi Valencia, Spanyol bagian timur, pada pekan lalu. Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya