4 Sindiran Tim Jokowi - Ma'ruf kepada Prabowo - Sandiaga

Jumat, 14 Desember 2018 07:25 WIB

Calon Presiden Joko Widodo dan delapan ketua umum partai politik Koalisi Indonesia Kerja di rapat kerja nasional Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf di Surabaya, Ahad, 28 Oktober 2018. TEMPO/M Rosseno Aji

TEMPO.CO, Jakarta - Perang sindiran antara tim calon presiden atau capres inkumben Jokowi-Ma'ruf Amin dan tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kembali terjadi. Teranyar, tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Maruf menilai rencana markas pemenangan tim Prabowo-Sandiaga sebagai sebuah gimmick politik.

Baca: Erick Thohir Sebut Kini Saatnya Kubu Jokowi Menyerang

Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Romahurmuziy berujar, gimmick politik itu sengaja dilontarkan kubu 02 agar tim Jokowi tak konsentrasi menggarap daerah yang menjadi basis suara Prabowo. "Yaitu di Jabar (Jawa Barat), Banten, dan kemudian beberapa Provinsi Sumatera yang kemarin Pak Jokowi masih kalah," kata Romahurmuziy di Kompleks Parlemen, Kamis, 13 Desember 2018.

Sebelumnya, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Sudirman Said mengungkapkan tengah menimbang rencana untuk memindahkan markas pemenangan di Jawa Tengah. Sudirman menuturkan pemindahan merupakan upaya memenangkan pasangan calon nomor urut 02 itu di Jawa Tengah. Sudirman optimistis bakal memecah suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang selama ini menjadi pemenang pemilihan umum di Jawa Tengah.

Meski sejumlah pengamat menilai aksi saling sindir kedua tim tersebut sebagai hal yang dangkal, hal tersebut hingga kini masih terjadi. Berikut sindiran kubu Jokowi-Ma'ruf terhadap tim Prabowo-Sandiaga.

1. Disebut Gunakan Strategi Donald Trump

Advertising
Advertising

Tim sukses pasangan Jokowi-Ma'ruf menuding bahwa kubu penantang menggunakan propaganda politik seperti yang digunakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Influencer Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Budiman Sudjatmiko mengatakan strategi itu juga digunakan saat Trump memenangkan pemilihan presiden pada 2016.

Baca: Timses Jokowi Menilai Pidato Prabowo Meniru Donald Trump

Adapun propaganda yang dimaksud adalah menggunakan teknik kampanye bernama Firehose of Falsehoods yang memanfaatkan kebohongan sebagai alat politik. Salah satunya lewat kasus kebohongan yang dilakukan oleh aktivis Ratna Sarumpaet yang juga mendukung Prabowo-Sandiaga.

2. Relawan Emak-emak Prabowo sebagai Objek Politik

Kubu pendukung Jokowi-Ma'ruf melontarkan sindiran terhadap relawan emak-emak yang menyatakan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga. Sindiran tersebut disampaikan oleh sayap dukungan dari relawan Perempuan Bravo-5.

Ketua Divisi Perempuan Bravo-5 Nurmala Kartini Sjahrir mengatakan konotasi emak-emak seolah hanya meletakkan perempuan sebagai objek. <!--more-->

Ketua Divisi Perempuan Bravo-5 Nurmala Kartini Sjahrir mengatakan konotasi emak-emak seolah hanya meletakkan perempuan sebagai objek. Sedangkan konotasi yang ingin dibangun timnya adalah perempuan sebagai subjek politik.

Karena itu, kata Kartini, Perempuan Bravo-5 tak akan menggunakan emak-emak sebagai objek politik dalam pemilihan presiden 2019, seperti halnya yang dilakukan oleh kubu Prabowo dan Sandiaga. "Kami tidak meletakkan emak-emak di isu domestik saja. Kalau kubu sebelah mau menjadikan itu gimmick politik, terserah," ujar Kartini.

3. Jokowi Cs Sarankan Prabowo Atur Ulang Strategi Kampanye

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, menyinggung strategi kampanye yang diterapkan kubu calon presiden Prabowo-Sandiaga. Hasto mengatakan seharusnya kontetasi pemilihan presiden menawarkan strategi yang penuh gagasan. Bukan strategi menyerang dengan hoaks, menakut-nakuti, atau meniru model pilpres negara lain.

Baca: Kubu Prabowo Anggap Wajar Strategi Ofensif TKN Jokowi

Sekretaris Jenderal PDIP ini pun menyinggung beberapa pernyataan Prabowo dalam pidatonya, seperti ancaman Indonesia bubar dan hoax Ratna Sarumpaet. Dia pun menyarakan tim kampanye Prabowo untuk memikirkan ulang strategi kampanyenya.

"Selayaknya ditinjau ulang, diganti dengan kampanye ala Indonesia yang santun dan penuh kegembiraan," ujarnya.

4. Meributkan Efek Ekor Jas

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah menyindir koalisi Prabowo-Sandiaga soal polemik efek ekor jas atau coattail effect. Dia mengatakan partai koalisi Jokowi-Ma'ruf tak pernah meributkan mengenai coattail effect.

Baca: PKS Setuju Curhat SBY Soal Efek Ekor Jas hanya Untungkan Gerindra

"Memang goodwill kami tidak untuk mengambil semua," kata Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 13 November 2018. Basarah mengatakan koalisi Jokowi - Ma'ruf sudah sepakat untuk membagi porsi kekuatan.

Ribut mengenai efek ekor jas ini pertama kali muncul dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengatakan pemilihan legislatif atau pileg 2019 lebih berat karena partainya tak memiliki capres atau cawapres. SBY menuturkan hanya PDIP dan Gerindra yang akan diuntungkan dalam pileg 2019.

TEMPO.CO

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

1 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

1 jam lalu

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bicara mengenai peluang pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri dan PKS. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

1 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

2 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

3 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Ungkap Rencana Prabowo Mau Buat Presidential Club

3 jam lalu

Dahnil Anzar Ungkap Rencana Prabowo Mau Buat Presidential Club

Prabowo ingin para mantan presiden Republik Indonesia rutin bertemu dalam wadah presidential club.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

6 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

8 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

9 jam lalu

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

Apa alasan Prabowo Subianto tak melepas jabatan Menhan, padahal sibuk transisi sebagai presiden terpilih?

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

18 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya