5 Pidato Rizieq di Reuni 212: Ayat Suci di atas Konstitusi
Reporter
Tempo.co
Editor
Syailendra Persada
Senin, 3 Desember 2018 07:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lewat sambungan interkom, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab berbicara kepada massa aksi Reuni 212 yang berkumpul di sekitar Monas pada Ahad, 2 Desember 2018. Dalam pidato yang diperdengarkan lewat pengeras suara ini, Rizieq menyampaikan beberapa hal mulai dari menyinggung kebobrokan pemerintah era Joko Widodo atau Jokowi. Sampai seruan 2019 Ganti Presiden. Berikut poin-poin ceramah Rizieq:
Simak: Di Acara Reuni 212, Rizieq Shihab Sebut 5 Kebobrokan Jokowi
1. Mengurus negara jangan bohong
Di awal cermahnya, Rizieq berpesan agar tidak berbohong dalam pelbagai urusan. Bahkan, kata dia, ketika bercanda pun tidak boleh berbohong. "Bercanda saja tidak boleh berbohong, Apalagi memgurus umat bangsa dan negara. Jadi sekali lagi jangan bohong. Sekali lagi jangan bohong."
2. Ayat Suci di atas konstitusi
Rizieq yang sekarang berada di Mekah meminta massa Reuni 212 untuk mengawal ayat suci agar tetap berada di atas hukum konstitusi. Ia mengatakan persepsi bahwa hukum negara lebih tinggi dari ayat suci adalah propaganda busuk.
Baca: Kata Panitia Soal Pidato Rizieq Shihab di Reuni Akbar 212
Ia meminta peserta aksi untuk mengingat bahwa ayat konstitusi adalah produk manusia yang harus tunduk di bawah ayat suci. "Selagi konstitusi sejalan dengan ayat suci maka wajib dipatuhi," kata Rizieq. "Kalau bertentangan wajib diganti agar diamandemen." Ia meminta massa Aksi 212 mengawal konstitusi agar sejalan dengan ayat suci.
<!--more-->
3. Gerakan menghancurkan sendi agama
Menurut Rizieq, pemerintah sekarang membiarkan aliran sesat dan penodaan agama secara masif. “Di mana para pelaku dilindungi dan dibesarkan. Padahal agama apa pun, tidak boleh dinista dan dinodai, apalagi Islam, yang merupakan agama yang rahmatan lil alamin," kata Rizieq.
Simak: Reuni Akbar 212 Selesai, Yusuf Mansur Ajak Menatap Masa Depan
Rizieq menyebut adanya pembiaran kezaliman dan ketidakadilan yang melunturkan sendi-sendi penegakan hukum. “Ada sikap suka-suka yang menjadi landasan penegakan hukum. Hasilnya, yang disukai rezim bebas melanggar hukum, sedangkan yang tidak disukai rezim akan dikerjai dengan aneka rekayasa hukum," ujar dia.
4. Ekonomi neo-liberal (neolib)
Rizieq mengatakan dalam 5 tahun terakhir ada pembiaran berkembangnya sistem ekonomi neo-lib berdasarkan sistem utang ribawi. Sistem ekonomi tersebut dinilai mengundang asing menguasai Indonesia.
"Akibatnya, yang kaya makin kaya, yang miskin. Lapangan pekerjaan dijarah asing, nilai mata uang terus merosot, pasar rakyat dilibas habis oleh konglomerat hitam, wong cilik kini banyak yang kelaparan dan kekurangan gizi," ujar dia.
<!--more-->
5. 2019 Ganti Presiden
Di penghujung ceramahnya, Rizieq mulai menyinggung soal Pemilu dan Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Ia mengatakan sudah saatnya masyarakat berubah. Salah satu caranya adalah 2019 Ganti Presiden.
Baca: Kontroversi Pidato Berbau Politik Rizieq Shihab di Reuni 212
Ia meminta peserta Reuni 212 untuk memilih Calon Presiden hasil Ijtima Ulama. Rizieq memang tidak menyebut nama. Namun, Ijtima Ulama pernah merekomendasikan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai pasangan yang mereka usung.
6. Tidak pilih partai penista agama
Rizieq Shihab juga meminta peserta aksi 212 untuk tidak memilih partai dan caleg yang menurut dia pro penista agama. Lagi-lagi dia tidak menyebut nama.
Simak juga: Kepada Massa Reuni 212, Rizieq Shihab: 2019 Ganti Presiden
Hanya saja, Rizieq mengatakan peserta Reuni 212 harus memilih partai yang ada di dalam koalisi keumatan. Yang artinya partai-partai pengusung Prabowo - Sandiaga.