Demo Mahasiswa Papua di Surabaya Diwarnai Insiden, 16 Orang Luka

Sabtu, 1 Desember 2018 12:07 WIB

Puluhan orang yang tergabung dalam Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) memperingati 49 tahun Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 2 Agustus 2018. Pepera 1969 menghimpun pendapat perwakilan masyarakat Papua Barat untuk bergabung dengan Republik Indonesia atau merdeka. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Surabaya - Juru bicara Aliansi Mahasiswa Papua Surabaya Darlince Iyowau mengatakan 16 mahasiswa cedera saat berunjuk rasa di Jalan Pemuda, Surabaya, Sabtu, 1 Desember 2018. Menurut dia, mereka menjadi korban pemukulan dan pelemparan batu dari anggota ormas tertentu.

"Dari 16 orang, tiga di antaranya bocor di kepala," kata Darlince saat ditemui seusai unjuk rasa di asrama mahasiswa Papua, Jalan Kalasan, Surabaya.

Baca: Demo Mahasiswa Papua di Surabaya, Nyaris Bentrok dengan Ormas

Dari pantauan Tempo, tiga tenaga medis hilir mudik mengobati korban di dalam asrama. Adapun di luar asrama, puluhan polisi masih berjaga-jaga.

Sebelumnya, sekitar 300 mahasiswa Papua menggelar unjuk rasa di depan Studio Radio Republik Indonesia, Jalan Pemuda, Surabaya. Sambil mengenakan ikat kepala bercorak bendera Bintang Kejora, mahasiswa mendesak pemerintah agar memberi keleluasaan bagi rakyat Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri. Mahasiswa juga menuntut kemerdekaan Papua.

Advertising
Advertising

Unjuk rasa nyaris ricuh ketika sekitar 200 massa kontra Papua merdeka datang dan menggelar demonstrasi tandingan. Massa tandingan terdiri dari Pemuda Pancasila, Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri, Himpunan Keluarga Purnawirawan TNI Angkatan Darat dan organisasi pencak silat.

Massa tandingan berupaya menyerang barisan mahasiswa namun berhasil dicegah polisi. Polisi akhirnya berhasil membujuk mahasiswa membubarkan diri. "Tolong kawan-kawan mahasiswa mundur karena anda tidak punya izin unjuk rasa," kata Komisaris Fathoni dari Bagian Operasi Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya melalui pengeras suara kendaraan lapis baja penyemprot air.

Baca: Kata Anak Aktivis Theys Eluay soal Peringatan HUT OPM

Di saat mahasiswa mundur itu terjadi beberapa insiden. Dari pantauan Tempo, seorang berseragam ormas kepemudaan terlihat memukul kepala salah seorang mahasiswa menggunakan tongkat. Namun polisi segera meredam keributan. Akhirnya polisi mengawal mahasiswa hingga kembali ke asramanya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Sudamiran mengatakan polisi hati-hati menangani demo mahasiswa Papua kendati tak diberi izin unjuk rasa. "Polisi memang punya kewenangan diskresi membubarkan unjuk rasa, tapi harus mempertimbangkan banyak hal," kata dia.

Pengacara Aliansi Mahasiswa Papua, Veronica Koman, mengapresiasi polisi yang menjaga unjuk rasa dengan relatif baik. Sebab, beberapa kali polisi berhasil mencegah massa ormas yang berupaya menyerang mahasiswa. "Saya mengapresiasi polisi yang mampu menghindarkan dari bentrokan besar," kata dia.

Baca: PP dan FKPPI Bakal Hadang Demo Mahasiswa yang Usung Papua Merdeka

Berita terkait

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

15 jam lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

17 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

18 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

20 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

1 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

1 hari lalu

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

Anggie Ratna Fury Putri, guru honorer SD di Langkat, dipecat Kepala Sekolah karena ikut aksi membongkar kecurangan dan dugaan korupsi seleksi PPPK.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

1 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya