Hasto Kristiyanto: Pengangkatan KSAD Memang untuk Politik

Jumat, 23 November 2018 13:09 WIB

Pengambilan Sumpah Jenderal Andika Perkasa sebagai Kepala Staf Angkatan Darat di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 22 November 2018. Sebelum menjadi KSAD, Andika Perkasa merupakan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Pangkostrad. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja Hasto Kristiyanto menjawab berbagai spekulasi atas pengangkatan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa. "Ya pengangkatan KSAD memang untuk politik, politik pertahanan. Harga cabe saja itu urusan politik. Sehingga pengangkatan pejabat negara itu tak terlepas dari urusan politik," kata Hasto Kristiyanto di bilangan Tamansari, Jakarta Barat pada Jumat, 23 November 2018.

Baca: Andika Perkasa Jadi KSAD, KontraS: Kental Pengaruh Elite

Banyak yang menilai pengangkatan Andika berbau politis karena merupakan menantu A. M. Hendropriyono, mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. PKPI adalah salah satu partai pengusung Jokowi di Pilpres 2019. Hendropriyono juga dekat dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Hasto mengatakan pengangkatan Andika sebagai KSAD tak terlepas dari pertimbangan profesional oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. "Sebagai prajurit TNI, beliau meniti karir dengan pengalaman yang lengkap," kata Hasto.

Andika merupakan lulusan Akademi Militer 1987. Nama Andika Perkasa dikenal publik saat menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat. Bintangnya kian moncer saat Presiden Joko Widodo melantiknya sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden. Panglima TNI saat itu Jenderal Moeldoko mengatakan pengangkatan Andika itu karena keinginan Presiden Jokowi.

Advertising
Advertising

Pada 2013, Andika tercatat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD dengan pangkat Brigadir Jenderal. Dua hari setelah Jokowi dilantik pada pada 20 Oktober 2014, Andika Perkasa pun resmi menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden.

Dua tahun berselang, Ia dipindah menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura yang meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Dua tahun berikutnya, Ia menjadi Komandan Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Tentara Nasional Indonesia (Kodiklat TNI). Andika tercatat hanya enam bulan menempati jabatan Dankodiklat tersebut.

Pada 14 Juli 2018, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengangkat Andika menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Jabatan itu dipegangnya selama empat bulan saja sampai akhirnya ia kini menjadi KSAD dan menyandang pangkat Jenderal.

Menurut Hasto, melesatnya karir Andika adalah hal wajar karena prestasinya yang cemerlang. "Kalau lihat ketika dulu republik dibangun, Panglima Besar Jenderal Sudirman itu menjabat sebagai panglima kalau tidak salah usianya masih sangat muda di bawah 40 tahun," kata dia.

Kepala Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, Feri Kusuma, menilai faktor kekerabatan mempengaruhi dalam pergantian KSAD kali ini. Menurut Feri, masih banyak perwira senior TNI AD di angkatan 84, 85, dan 86 yang memiliki kapasitas untuk menduduki kursi KSAD. Sehingga, ia menilai pengangkatan Andika yang merupakan angkatan 87, dapat berimplikasi pada persoalan regenerasi di dalam tubuh TNI AD.

Simak: Komisi I DPR: Tak Usah Berspekulasi soal Pelantikan KSAD

Selain itu, Feri juga mempertanyakan seberapa besar komitmen Andika Perkasa untuk mendukung penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia. Ia khawatir masalah HAM masa lalu tidak tuntas dan berpotensi terjadi masalah HAM baru. Sebab, kata dia, Jokowi langsung main lantik KSAD baru. Padahal, Komnas HAM masih mempelajari calon-calon KSAD yang bersih dari HAM. "Karena tanpa didukung TNI, sulit untuk pemimpin sipil menyelesaikan kasus pelanggaran HAM," kata dia

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

44 menit lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

4 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

7 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

17 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

17 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

19 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

23 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya