INFO NASIONAL-- Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Fraksi Partai Demokrat, Melani Leimena Suharli, berharap wakil rakyat dari kalangan perempuan pada 2019 semakin banyak.

Melani menekankan hal tersebut agar dalam proses pembuatan undang-undang di DPR, kaum perempuan lebih bisa mengkritisi dan mewarnai. “Agar undang-undang kita berbasis gender dan tak merugikan kaum perempuan,” ujarnya dalam Sosialisasi Empat Pilar di hadapan ratusan guru PPKN se-Jakarta Selatan di Gedung GBHN lantai 3, Kompleks MPR/DPR/DPD, Jakarta, 13 November 2018.

Melani, yang merupakan anak pahlawan nasional J. Leimena itu, mengakui jumlah anggota DPR dari kalangan perempuan dari waktu ke waktu semakin menurun. Untuk mencegah hal itu, dibuatlah aturan yang mengharuskan kuota 30 persen bagi kaum perempuan menjadi calon legislatif. Aturan ini harus dijalankan partai politik. “Nomor urut satu sampai tiga dalam daftar calon anggota DPR, satu di antaranya harus perempuan,” katanya.

Kepada para guru yang datang dari berbagai sekolah, Melani mengatakan tugas wakil rakyat merupakan tugas mulia. “Bila mereka benar-benar melaksanakan fungsinya,” tuturnya.

Disebutkan tugas wakil rakyat membuat undang-undang, budgeting, serta melakukan pengawasan. Sebagai wakil rakyat, mereka bekerja hingga malam, bahkan subuh. “Ini yang tak disorot media, yang disorot malah yang tidur saat rapat atau yang kena OTT. Mungkin ini yang menarik buat media,” ujarnya.

Untuk memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, juga Bhinneka Tunggal Ika, dilakukan berbagai cara, seperti lomba cerdas cermat, diskusi, focus group discussion, serta training of trainer.

Empat Pilar bagi Melani perlu diimplementasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Kita harus bangga dengan Empat Pilar,” tuturnya. Sebab, saat Presiden Amerika Serika Barack Obama datang ke Indonesia, ia menyebut Indonesia sangat beruntung mempunyai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. “Orang luar saja memuji Pancasila,” ucapnya.

Menurut Melani, Empat Pilar penting diimplementasikan dalam keseharian, apalagi menjelang pemilu 2019. “Jangan gara-gara beda pilihan membuat kita pecah,” ucapnya. Kalau bangsa ini pecah, disebut itu akibat sikap tidak menghormati jasa para pahlawan.

Dalam sosialisasi yang dipandu Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, Melani menyebut MPR juga melakukan sosialisasi melalui seni dan budaya masyarakat. Diakui kesenian dan kebudayaan di masyarakat ada yang punah. Untuk itu, MPR menggunakan seni dan budaya masyarakat selain menyosialisasikan Empat Pilar sebagai langkah merawat budaya bangsa. “Generasi muda jangan hanya senang K-Pop, kesenian daerah juga harus dicintai,” katanya. (*)