Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman alias Yenny Wahid berfoto dengan lukisan Jokowi seusai deklarasi dukungan pengikut Gus Dur kepada pasangan capres Jokowi dan Ma'ruf Amin di Jakarta, Rabu, 26 September 2018. Yenny Wahid juga menjelaskan, istri mendiang Gus Dur, Shinta Wahid, memilih netral. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid menjadi steering committee dalam acara konferensi perdamaian Paris Peace Forum, Perancis, pada 11-13 November 2018.
Yenny juga akan bicara dalam salah satu sesi tentang Women Deliver Peace, atau peranan perempuan dalam memperjuangkan perdamaian. "Saya akan memaparkan tentang program kami bernama Desa Damai," ujar Yenny Wahid saat dihubungi Tempo Ahad, 11 November 2018.
Wahid Foundation memang tengah menggulirkan program pemberdayaan perekonomian dan deteksi dini radikalisme di desa bernama Desa Damai. Program yang sudah digulirkan sejak beberapa waktu lalu itu mendapat perhatian dari berbagai negara di dunia. Salah satunya Prancis.
Program Desa Damai bertujuan untuk memberikan harapan hidup lebih besar dan lebih tinggi. Dalam program Desa Damai ini ada beberapa komponen yang harus ada. Diantaranya, bahwa program tersebut adalah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Yang kedua adalah melatih masyarakat menciptakan sistem deteksi dini ketika ada potensi radikalisme yang terjadi di lingkungan sekitar. Selain pemberdayaan ekonomi, program Desa Damai juga berisi ceramah mengenai agama.
Dengan menggabungkan kedua komponen ini yakni ekonomi dan agama maka akan mampu mengatasi persoalan mengenai paham radikalisme di pedesaan. Program ini ternyata mampu menginspirasi dunia dan banyak negara yang melirik program tersebut.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo mengapresiasi kesolidan kader Pemuda Pancasila di berbagai daerah.