Wagub Bali Temukan Toko Cina Pakai Stempel Lambang Garuda

Reporter

Teras.id

Selasa, 23 Oktober 2018 13:03 WIB

Sejumlah warga memadati jalan saat Parade Ogoh-ogoh Kuta berlangsung di Jl. Legian, Kuta, Bali (30/3). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Denpasar - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menemukan stempel menyerupai lambang negara burung garuda saat melakukan sidak ke 4 toko jaringan milik orang Cina di Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar pada Kamis, 18 Oktober 2018.

“Kita coba tadi melihat di 4 toko, tapi kita masuk di 3 toko karena satunya kayaknya sudah dipersiapkan semua. Ada beberapa hal yang kita lihat bahwa betul ada toko yang menjual latex, silk (sutera) dan Kristal,” kata Cok Ace, sapaan Tjokorda di Kantor Gubernur Bali usai melakukan sidak seperti dikutip dari Balipost.com.

Baca: Sebagian Delegasi IMF - World Bank Mulai Berwisata ke Labuan Bajo

Sidak tersebut dilakukan setelah muncul keresahan produk Bali yang dijual murah. Barang hasil produksi Cina dijual seolah produk Indonesia. Hal tersebut menjadi kekhawatiran bagi kalangan pelaku bisnis pariwisata dan pemerintah.

Saat sidak, Cok Ace, sapaan Tjokorda sempat dihalang-halangi masuk oleh petugas keamanan toko. Ketika berhasil menerobos, toko-toko itu ternyata tidak ada yang menjual produk khas Bali.

Advertising
Advertising

Cok Ace merasa agak aneh saat melihat satu dari empat toko itu menjual latex di Bali. Apalagi, barang-barang latex seperti kasur dan bantal yang semuanya dari Cina itu dijual kepada wisatawan Cina.

“Alurnya pun, mereka wisatawan dimasukkan dalam satu ruangan dulu, dikasih penjelasan. Kemudian mencoba latexnya. Saya pikir tadi mau spa tidur-tiduran di latexnya itu,” kata Cok Ace.

Baca: Kawasan Nusa Dua Bali jadi Contoh Pengembangan Wisata Terpadu

Di toko kedua yang menjual sutera, kata Cok Ace, menerapkan pola yang sama. Ada ruangan yang disediakan sebagai tempat untuk melakukan presentasi kepada wisatawan. Kemudian, ada foto Presiden RI Joko Widodo, Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan tokoh lain yang dipasang tengah mengenakan baju batik. “Saya yakin itu batik Indonesia. Tapi di sampingnya justru yang dijual bukan dari Indonesia," kata dia.

Cok Ace mengaku khawatir foto presiden yang mengenakan batik menjadi bahan promosi. "Seolah-olah disejajarkan, yang dipakai presiden RI, ini lho barangnya. Kalau saya sepintas, wisatawan melihat seolah-olah begitu jadinya,” kata dia yang juga Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali ini.

Selain itu, Cok Ace menemukan toko yang menjual obat-obatan. Rasa curiga muncul saat penjaga toko langsung menggulung dan membungkus barang dagangan ketika dirinya bersama rombongan datang. "Kalau memang tidak ada persoalan, mestinya tidak perlu ada aksi seperti itu," ujarnya.

Di toko ke-4, Cok Ace dan rombongan menemukan hal serupa. "Mungkin kita agak terlambat sedikit, mereka tahu kita datang. Agak megrudugan larinya. Hanya (berhasil) menangkap satu (penjaga toko),” ujarnya.

Baca: Kunjungan 200 Delegasi IMF-World Bank di Pura Taman Ayun Mengwi

Di semua toko, Cok Ace menyebut para pekerja merupakan tenaga kerja Cina. Pihaknya memaklumi jika mereka menjadi tim ahli di sana. Namun ia menduga mereka menggunakan visa wisatawan untuk bekerja.

Kemudian berkaitan dengan transaksi, para penjaga toko sempat mengaku transaksi dilakukan dalam rupiah. Tapi pihaknya sempat melihat transaksi dilakukan memakai aplikasi WeChat. Unsur pemaksaan juga tampak dalam pola belanja di toko-toko tersebut.

Setidaknya ada 10 toko jaringan Cina, termasuk 4 toko yang disidaknya bersama Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali, dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali.

Yang paling mengecewakan bagi Cok Ace adalah penggunaan stempel berlambang burung garuda. “Dia pakai stempel Garuda untuk menguatkan di invoice-nya bahwa ini jaminan Indonesia. Seolah-olah kalau saya menjadi wisatawan, dengan stempel Garuda ini menguatkan bahwa ini jaminan Indonesia,” ujarnya.

Cok Ace mengaku akan membicarakan lagi masalah ini bersama pihak terkait dengan lebih detail untuk tindakan selanjutnya. "Tentu ada ancaman pidana bila memang ada pelanggaran ijin kerja, imigrasi, atau barang dagangan," kata dia.

Ketua Divisi Bali Liang (Pangsa Pasar Mandarin) Asita Bali, Elsye Deliana mengungkap bahwa Bali dijual murah di Cina sejak 2-3 tahun terakhir. Diduga ada permainan mafia yang sangat merugikan Bali.

Data setahun terakhir, Bali hanya “dijual” seharga 999 renminbi atau sekitar Rp 2 juta. Harga miring tersebut sudah termasuk tiket pesawat pergi-pulang, makan dan menginap di hotel selama 5 hari 4 malam.

Belakangan, harga itu bahkan sudah turun menjadi 777 renminbi atau sekitar Rp 1,5 juta. Lalu turun lagi menjadi 499 renminbi atau sekitar Rp 1 juta dan yang teranyar 299 renminbi atau sekitar Rp 600 ribu. Wisatawan Cina hanya satu hari saja diajak berkunjung ke objek wisata selama di Bali.

Selebihnya, mereka diajak keluar masuk artshop milik pengusaha Cina pula. Artshop-artshop milik pengusaha Cina itu justru tidak menjual barang-barang kerajinan khas Bali. Tapi malah menjajakan barang-barang berbahan latex seperti kasur, sofa, dan bantal. Toko-toko inilah yang disebut mensubsidi wisatawan Tiongkok sehingga mendapat harga murah untuk datang ke Bali.

TERAS.ID

Berita terkait

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

26 menit lalu

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

3 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

14 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Delegasi World Water Forum Akan Ditunjukkan Ritual Cara Bali Memuliakan Air

18 jam lalu

Delegasi World Water Forum Akan Ditunjukkan Ritual Cara Bali Memuliakan Air

Pemerintah Provinsi Bali akan mengenalkan kearifan lokal Segara Kerthi dan Tumpek Uye kepada delegasi World Water Forum ke-10

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

19 jam lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Aryaduta Bali Menciptakan Pengalaman Revitalize & Rejoice untuk Kesehatan dan Kegembiraan

1 hari lalu

Aryaduta Bali Menciptakan Pengalaman Revitalize & Rejoice untuk Kesehatan dan Kegembiraan

Acara semacam ini merefleksikan komitmen Aryaduta Bali dalam mempromosikan kesehatan dan kebahagiaan di dalam komunitas.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

3 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

4 hari lalu

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

AIR 2024 mendukung kawasan Nusa Dua, khususnya Pulau Peninsula sebagai salah satu destinasi wisata olahraga menarik di Bali

Baca Selengkapnya

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

5 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya