Timses: Soal Hoax Ratna Sarumpaet, Prabowo Punya Sensitivitas

Minggu, 7 Oktober 2018 20:04 WIB

Wakil ketua fraksi Partai Amanat Nasional DPR Viva Yoga Mauladi. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta-Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Viva Yoga Mauladi, menilai Prabowo memiliki sensitivitas tinggi sehingga sempat membela Ratna Sarumpaet atas pengakuan yang belakangan diketahui bohong. Menurut anggota tim sukses (timses) Prabowo - Sandi itu, sensitivitas Prabowo tak terlepas dari rekam jejak Ratna Sarumpaet selama ini sebagai aktivis.

"Itulah Pak Prabowo, Pak Prabowo punya sensitivitas kemanusiaan. Siapa di republik ini yang tak percaya dengan Ratna Sarumpaet, beliau adalah aktivis perempuan, pejuang HAM," kata Viva Yoga di kantor Saiful Mujani Research and Consulting, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 7 Oktober 2018.

Baca: Ingrid Kansil Jelaskan soal Foto Dukungan untuk Ratna Sarumpaet

Prabowo memang sempat membela Ratna Sarumpaet yang mengaku mengalami pemukulan dan penganiayaan saat berada di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September lalu. Prabowo bahkan menyatakan simpatinya dengan menggelar konferensi pers di rumahnya pada Selasa, 2 Oktober 2018.

Namun, belakangan terungkap bahwa Ratna tak mengalami pemukulan dan penganiayaan. Ratna mengakui ceritanya bohong belaka. Berselang beberapa jam dari pengakuan Ratna, Prabowo kembali menggelar konferensi pers untuk meminta maaf kepada publik lantaran sudah ikut menyiarkan cerita bohong itu.

Kendati sudah minta maaf, Prabowo dan timnya kadung dianggap tak cermat dan termakan hoax. Di Twitter bahkan sempat populer tanda pagar #KoalisiPrabohong. Menurut Viva Yoga, Prabowo bukanlah pembohong, melainkan dibohongi. Viva menegaskan bahwa mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus tersebut memiliki sensitivitas kemanusiaan.

Simak: Terseret Kasus Ratna Sarumpaet, Dorce: Modusnya Luar Biasa

"Saya rasa masyarakat sadar, memahami situasi sensitivitas kemanusiaan Pak Prabowo yang reaktif terhadap ketidakadilan dan track record dari Bu Ratna yang seperti itu (aktivis)," kata politikus Partai Amanat Nasional ini.

Ratna Sarumpaet memang disebut-sebut sebagai aktivis di bidang hak asasi manusia. Ratna, misalnya, pernah terlibat membela aktivis buruh yang dibunuh, Marsinah, melalui naskah monolog "Marsinah Menggugat".

Namun, Ratna juga bukannya tak pernah melakukan tindakan kontroversial. Ratna tercatat pernah menelepon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mobilnya diderek oleh petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Saat menelepon, Ratna terhubung dengan salah seorang staf Anies. Tak lama kemudian, mobil Ratna dikembalikan tanpa melalui proses tilang.

Lihat: Kubu Prabowo Tanggapi Tudingan Rekayasa Hoax Ratna Sarumpaet

Tak hanya itu, Ratna juga menghebohkan media massa dengan ceritanya soal dana warisan raja-raja nusantara. Ratna mengaku mendapat laporan dari seseorang bernama Ruben P.S. Marey. Menurut Ratna, Ruben adalah salah satu keturunan raja nusantara yang mewarisi uang senilai Rp 23,9 triliun.

Dana itu disebut akan digunakan untuk pembangunan di Papua. Namun, kata Ratna, duit yang disimpan dan ditransfer dari Bank Dunia ke rekening Ruben itu raib. Dia pun menuding pemerintah memblokir secara sepihak transaksi keuangan itu. Lebih lanjut, Ratna menyebut Ruben hanya satu dari tujuh keturunan raja nusantara yang mewarisi harta ribuan triliun.

Bank Dunia membantah adanya transfer Rp 23,9 triliun ke seorang bernama Ruben P.S. Marey seperti klaim Ratna Sarumpaet. Dalam keterangan resminya, Bank Dunia menyatakan tak pernah melakukan transaksi keuangan dengan pihak perorangan di Indonesia.

Berita terkait

Kata Pakar Hukum Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

7 jam lalu

Kata Pakar Hukum Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

Presiden terpilih Prabowo Subianto dapat menambah nomenklatur kementerian dengan amendemen UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

8 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi soal rencana Presiden terpilih Prabowo membentuk kabinet gemuk.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

8 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

8 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

Juru bicara Prabowo mengatakan ide presidential club Prabowo ditujukan untuk menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, Gibran: Biar Berproses Dulu

8 jam lalu

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, Gibran: Biar Berproses Dulu

Gibran tak banyak menanggapi soal gugatan PDIP ke PTUN yang putusannya bisa saja berimbas pada pelantikannya sebagai wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

9 jam lalu

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Soal Tawaran Jadi Menteri, Anies Baswedan: Wong Diundang Saja Tidak

11 jam lalu

Soal Tawaran Jadi Menteri, Anies Baswedan: Wong Diundang Saja Tidak

Anies mengatakan belum ada rencana bertemu Prabowo. Masih konsentrasi menata langkah ke depan.

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Prabowo Bisa Tambah Nomenklatur Kementerian: Lewat Revisi UU atau Keluarkan Perpu

11 jam lalu

Yusril Sebut Prabowo Bisa Tambah Nomenklatur Kementerian: Lewat Revisi UU atau Keluarkan Perpu

Yusril mengatakan, Prabowo bisa menambah nomenklatur kementerian dengan melakukan revisi Undang-Undang Kementerian Negera.

Baca Selengkapnya

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

11 jam lalu

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

Anies mengatakan enggan mendahului sikap apakah bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Yusril Dukung Prabowo Tambah Kementerian, Singgung Kemendikbudristek yang Terlalu Gemuk

12 jam lalu

Yusril Dukung Prabowo Tambah Kementerian, Singgung Kemendikbudristek yang Terlalu Gemuk

Menurut Yusril, setelah Prabowo dilantik jadi presiden, ia bisa langsung mengeluarkan Perppu terkait penambahan nomenklatur kementerian.

Baca Selengkapnya