Jokowi Bergelar Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri

Minggu, 7 Oktober 2018 18:35 WIB

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menerima gelar Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri dari Kesultanan Deli. Penganugerahan gelar bangsawan tertinggi di Kesultanan Deli ini dihelat di ruang utama Istana Maimoon, Ahad, 6 Oktober 2018. Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Jakarta-Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi bergelar Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri. Ia mendapat gelar ini dari Kesultanan Deli di sela kunjungan kerja ke Sumatera Utara, Ahad, 7 Oktober 2018.

Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulisnya mengatakan penyematan gelar berlangsung di ruang utama Istana Maimoon. Gelar adat ini merupakan gelar bangsawan tertinggi di Kesultanan Deli.

Baca: Jokowi Receives Honorary Title from Deli Sultanate

Pemberian gelar dimulai sekitar pukul 11.00 WIB. Prosesi penganugerahan diawali dengan pemasangan Tengkulok oleh Pemangku Sultan Deli Tengku Hamdy Osman Delikhan Al-Haj.

Setelah itu prosesi dilanjutkan dengan penyematan pin dan keris oleh Sultan Deli Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam. Sultan menandatangani Surat Ceri yang kemudian diserahkan kepada Jokowi.

Prosesi Tepung Tawar menjadi rangkaian berikutnya. Prosesi ini melibatkan 4 unsur perwakilan, yaitu Sultan Deli, perwakilan Raja-raja Nusantara, Gubernur Sumatera Utara, dan perwakilan alim ulama.

Simak: Aksi Jokowi di Pembukaan Asian Para Games 2018

Saat memberikan sambutan, Jokowi berpantun untuk mengucapkan terima kasih atas kehormatan yang diberikan Kesultanan Deli.

"Buah cempedak bentuknya bujur
Sangat disuka oleh semua.
Adat Deli sangatlah luhur
Mari kita jaga bersama," kata Jokowi.

Jokowi berujar setelah diberi gelar adat ia merasakan amanah dan tugas berat untuk mewujudkan harapan dari Kesultanan Deli, kerajaan-kerajaan se-Nusantara, para pemangku adat Indonesia, dan para ulama. "Untuk terus bekerja keras bersama-sama dengan semua elemen bangsa membawa Indonesia bergerak maju, bergotong royong mewujudkan Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabun ghafur," katanya.

Jokowi meyakini dalam kemajuan Indonesia ada tradisi dan kebudayaan bangsa yang menjadi sumber energi besar. Kebudayaan Nusantara yang beragam menjadi kepribadian bangsa dan modal guna meraih kemajuan.

Lihat: Kelompok Relawan Jokowi - Ma'ruf Amin Diklaim Mencapai 570 Organ

"Banyak yang berpikir bahwa yang namanya kemajuan itu mengesampingkan budaya, meminggirkan adat istiadat. Tapi bagi Indonesia, bagi kita justru energi utama kemajuan kita adalah kebudayaan," ucapnya.

Menurut Jokowi banyak bangsa yang maju karena mengakar kuat pada budayanya seperti Korea Selatan dan India. "Lihat India yang sudah maju dengan berbagai teknologi tapi budayanya tidak ditinggal, bahkan budaya India sudah sangat dikenal di berbagai belahan dunia. Mereka juga bergerak maju dengan mengakar pada budaya," ujarnya.

Jokowi
mengajak pihak Keraton, Kesultanan, Raja, Pemangku Adat se-Nusantara untuk bersama-bersama memajukan kebudayaan Indonesia.

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

2 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

6 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

8 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

18 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

19 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

20 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya