Dahnil Anzar: Modal Hape dan Ngafe, Politik Kita Jadi Baper
Reporter
Friski Riana
Editor
Juli Hantoro
Jumat, 5 Oktober 2018 16:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak melihat adanya ancaman demokrasi atas kemunculan anak muda yang kini terjun ke politik. "Karena anak-anak muda yang terjun ke politik, modal dan model demokrasinya hanya HP (handphone) dan ngafe," kata Dahnil dalam seminar kebangsaan di Hotel Santika Depok, Jumat, 5 Oktober 2018.
Baca juga: Polisi Tetapkan Ratna Sarumpaet sebagai Tersangka
Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandiaga itu pun menceritakan proses panjang yang dilaluinya sebagai aktivis, sebelum terjun ke dunia politik. Saat itu, kata dia, berdebat menjadi hal yang biasa, namun tak memutus tali silaturahmi dengan lawan debatnya. Tetapi, Dahnil mengatakan, anak muda yang terjun ke politik saat ini tidak demikian.
"Saya bisa beda dengan siapapun tapi tidak pernah memutus tali silaturahim. Saya beda dengan PKB, tapi dengan Cak Imin saya bisa bersilaturahim dengan biasa. Maksud saya, politik kita tampil jadi politik yang baper karena modal HP dan ngafe, jadi politiknya alay," kata dia.
Baca juga: Imigrasi: Ratna Sarumpaet Telah Dicegah ke Luar Negeri
Menurut Dahnil Anzar, anak muda berpolitik saat ini menganggap orang lain sebagai musuh jika berbeda pilihan politik. Sehingga, ia melihat politik saat ini sudah tidak lagi menjadi ajang adu gagasan dan argumentasi.
Padahal, bagi Dahnil, politik merupakan seni merangkai argumentasi dan membangun nalar. "Karena enggak mampu merangkai argumentasi dan narasi yang baik, yang terjadi saling menjelekkan," ujarnya.