Kodam Merdeka Kirim Pasukan Bantu Korban Gempa Donggala dan Palu
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rina Widiastuti
Minggu, 30 September 2018 16:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komando Kewilayahan Pertahanan Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah atau Kodam XIII/Merdeka menerjunkan pasukan dan tim medis untuk membantu menangani pengungsi gempa Donggala dan tsunami Palu, pada Sabtu, 29 September 2018. Hingga saat ini, jumlah pengungsi tercatat 16.732 orang.
Baca: Korban Gempa dan Tsunami Palu Dimakamkan Secara Massal
Dalam siaran pers kepada wartawan, Kodam XIII/Merdeka mengerahkan pasukan jajaran Korem 132/TDL, Brigif 22/OM, dan Denzipur 4 YLN. Adapun menurut keterangan, Brigif 22/Ota Manasa mengirim empat satuan setingkat Kompi atau SSK, yang masing-masing berjumlah dua. Pasukan akan melaju ke Palu dan Donggala melalui jalur darat. Mereka menunggang empat truk dan dua mobil.
Selain itu, Satgas TNI dan TNI AD menerjunkan pasukan Kostrad. Di antaranya Yonkes 1/K dan 2/K, Yonzipur 9/K dan 10/K,Yonbekang /K dan 2/K. Selanjutnya, Kodam XIV/Hsn menerjunkan awak Yonzipur-8/SMB. Sedangkan Resimen Zeni Konstruksi Ditziad mengerahkan pasukan Yonzikon 11/DW dan 13/KE.
Baca: Korban Meninggal Gempa Donggala - Tsunami Palu: 832 Orang
Untuk menangani persoalan kesehatan korban bencana, Kodam mengirimkan 15 anggota medis. Mereka akan tiba di lokasi gempa tsunami dengan menunggang pesawat yang dipimpin langsung oleh Pangdam XIII/Merdeka, Mayjen TNI Tiopan Aritonang.
Pasukan angkatan dan tim medis akan tersebar di 24 titik. Berikut ini titik-titik tersebut.
1. Titik pengungsian di lapangan Vatulemo dengan pengungsi berjumlah 1.000 orang.
2. Titik pengungsian di halaman perkantoran dengan jumlah oengungsi 2.000 orang.
3. Titik pengungsian di Bundaran Biromaro dengan jumlah pengungsi 2.000 orang.
4. Titik pengungsian di Markas Korem dengan jumlah pengungsi 300 orang.
5. Titik pengungsian di Masjid Raya Palu dengan jumlah pengungsi 300 orang.
6. Titik pengungsian di Poboya Mako Sabhara dengan jumlah pengunhsi 5.000 orang.
7. Titik pengungsian di Lapangan Anoa dengan jumlag pengungsi 100 orang.
8. Titik pengungsian di lapangan Paqih Rasyid dengan jumlah pengungsi 500 orang.
9. Titik pengungsian di GOR Siranindi dengan jumlah pengungsi 200 orang.
10. Titik pengungsian di Belakang Basarnas, Jalan Basuki Rahmat, dengan jumlah pengungsi 100 orang.
11. Titik pengungsian di Jalan Maleo, jumlah pengungsi 100 orang.
12. Titik pengungsian di Pantoloan Boya (SD belakang Pustu), jumlah pengungsi 200 orang.
13. Titik pengungsian di Gunung Pantoloan Boya, jumlah pengungsi 500 orang.
14. Titik pengungsian di camping Baiya, jumlah pengungsi 882 orang.
15. Titik pengungsian di Pantoloan Boya (ada 3 titik) dengan jumlah pengungsi 200 orang.
16. Titik pengungian di Kantor Dinas Sosial, jumlah pengungsi 100 orang.
17. Titik pengungsian di Lapangan Perdos, jumlah pengungsi 1.000 orang.
18. Titik pengungsian di Jalan Garuda, jumlah pengungsi 250 orang.
19. Titik pengungsian di Lapangan Dayodara, jumlah pengungsi 700 orang.
20. Titik pengungsian di halaman Detasemen, jumlah pengungsi 100 orang.
21. Titik pengungsian di BTN Lasoani, jumlah pengungsian 300 orang.
22. Titik pengungsian di Lapangan Kawatuna, jumlah pengungsi 300 orang.
23. Titik pengungsian di Mako Satbrimob Mamboro, jumlah pengungsi 400 orang.
24. Titik pengungsian di Polda Baru Soetta, jumlah pengungsi 200 orang.
Berdasarkan pendataan sementara, komunikasi ke sejumlah lokasi bencana tersebut terputus. Selain itu, listrik padam. Bangunan dan fasilitas lainnya pun rusak.
Sebelumnya, gempa besar berkekuatan 7,7 SR yang dimutakhirkan menjadi 7,4 SR telah mengguncang Donggala dan Palu. Gempa terjadi pada Jumat, 28 September 2018. Gempa tersebut disertai gelombang tsunami. Saat ini tercatat 832 korban jiwa akibat peristiwa tersebut.