SBY: Asia Sentinel Akan Kita Kejar Hingga ke Ujung Dunia

Reporter

Fikri Arigi

Selasa, 18 September 2018 00:21 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama para kader Partai Demokrat mengangkat tangannya dalam perayaan ulang tahun Partai Demokrat ke-17, di Jakarta, Senin, 17 September 2018. Perayaan ulang tahun ke-17 ini, Partai Demokrat mengangkat tema "Utamakan Rakyat dan Bangun Politik yang Beradab". TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY berujar akan menggunakan hak hukumnya untuk menuntaskan kasusnya dengan portal berita Asia Sentinel. Menurut SBY artikel di Asia Sentinel merupakan fitnah besar terhadap diri dan partainya.

Dalam pidato politiknya pada acara ulang tahun Partai Demokrat ke-17, Senin, 17 September 2018 di Jakarta, SBY menampik berita yang dimuat dalam Asia Sentinel. Ia menyebutnya sebagai “fitnah yang jauh dari logika dan kebenaran.”

Baca: Demokrat Gugat Asia Sentinel karena Berita Soal SBY dan Century

SBY meyakini tulisan di Asia Sentinel itu adalah upaya politik yang sengaja dimunculkan pada musim pemilu untuk menjatuhkan dia dan Partai Demokrat. SBY bisa memahami jika kader Demokrat geram atas pemberitaan itu. Namun ia meminta para kadernya untuk menahan diri dari perbuatan main hakim sendiri.

SBY mengatakan Indonesia merupakan negara hukum, sehingga untuk kasus ini ia akan menggunakan hak hukumnya. “Akan kita kejar sampai ke ujung dunia mana pun, yang merusak dan menghancurkan nama baik kita,” ucap SBY dengan nada sedikit mengentak.

Simak: Partai Demokrat Laporkan Asia Sentinel ke Dewan Pers

Sebelumnya, Asia Sentinel menulis berita berjudul “Indonesia’s Vast Criminal Conspiracy" yang diterbitkan pada 11 September 2018. Artikel itu mengulas hasil investigasi setebal 488 halaman terkait kasus bailout Bank Century. Hasil investigasi itu termaktub dalam berkas gugatan yang diajukan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritania bulan lalu.

Dalam beritanya, John Berthelsen selaku penulis artikel mengatakan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 RI dan Ketua Umum Partai Demokrat, telah melakukan konspirasi kriminal terbesar dengan mencuri dana US$ 12 miliar dari pembayar pajak dan mencucinya melalui bank-bank internasional. Kasus itu disebut melibatkan 30 pejabat dan sejumlah lembaga keuangan internasional.

Lihat: SBY Klaim Sukses Bangun Ekonomi Indonesia di Dua Periode

Partai Demokrat sudah melaporkan Asia Sentinel kepada Dewan Pers melalui Sekertaris Jenderal Hinca Panjaitan. Menurut Hinca, John telah serampangan beropini bahwa Bank Century adalah tempat SBY untuk mencuci uang. "Itulah yang jadi soal. Secara kaidah jurnalistik yang universal, pasti harus ada konfirmasi, check dan recheck, dan tidak boleh beropini," ucapnya.

Berita terkait

Begini Kata Pakar UI Soal Dampak Pilpres AS terhadap Indonesia

5 jam lalu

Begini Kata Pakar UI Soal Dampak Pilpres AS terhadap Indonesia

Pakar UI dan CSIS menyoroti dampak Pilpres AS terhadap Indonesia.

Baca Selengkapnya

AHY Sebut SBY Makan Malam dengan Prabowo di Cikeas

11 jam lalu

AHY Sebut SBY Makan Malam dengan Prabowo di Cikeas

Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan SBY bertemu dengan Prabowo di Cikeas.

Baca Selengkapnya

Janji Kamala Harris untuk Pemilih Arab-Muslim: Saya akan Akhiri perang di Gaza Jika Terpilih

16 jam lalu

Janji Kamala Harris untuk Pemilih Arab-Muslim: Saya akan Akhiri perang di Gaza Jika Terpilih

Kamala Harris pada Ahad berjanji akan melakukan apa pun untuk mengakhiri serangan Israel di Jalur Gaza, jika terpilih sebagai presiden Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres, Banyak Warga Amerika Serikat Ingin Pindah Keluar Negeri

1 hari lalu

Jelang Pilpres, Banyak Warga Amerika Serikat Ingin Pindah Keluar Negeri

Sejak debat Biden-Trump pada Juni, terdapat lonjakan 900 persen warga Amerika Serikat yang ingin pindah ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Donald Trump Bantah Dirinya Sahabat Rusia

3 hari lalu

Donald Trump Bantah Dirinya Sahabat Rusia

Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump menanggapi kritik dari mereka yang menyebutnya sebagai "teman negara Rusia".

Baca Selengkapnya

Bill Clinton Sebut Hamas "Paksa" Israel Bantai Warga Gaza, Netizen Ngamuk

4 hari lalu

Bill Clinton Sebut Hamas "Paksa" Israel Bantai Warga Gaza, Netizen Ngamuk

Warga Arab-Amerika mengatakan komentar merendahkan Bill Clinton terhadap warga Palestina di Gaza dalam kampanye untuk Kamala Harris sangat menjijikkan

Baca Selengkapnya

Survei Kawula17 Ungkap Penyebab Nilai Kinerja Jokowi Merosot Menjelang Lengser

4 hari lalu

Survei Kawula17 Ungkap Penyebab Nilai Kinerja Jokowi Merosot Menjelang Lengser

Sigi Kawula17 menunjukan bahwa dari rentang nilai 1-10, nilai kinerja Jokowi merosot dari 5,7 di Q2 2024 menjadi 5,4 di Q3 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Khofifah Bicara Penguatan Strategi Pemenangannya di Pilgub Jatim 2024

4 hari lalu

Khofifah Bicara Penguatan Strategi Pemenangannya di Pilgub Jatim 2024

Khofifah menuturkan partai pengusungnya di Pilgub Jatim 2024 harus sudah memetakan saksinya di masing-masing TPS.

Baca Selengkapnya

Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris Ingatkan Warga akan Sisi Negatif Donald Trump

5 hari lalu

Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris Ingatkan Warga akan Sisi Negatif Donald Trump

Kamala Harris menilai Donald Trump sedang mencari kekuasaan yang tak terkendali.

Baca Selengkapnya

Hampir 45 Juta Warga AS Sudah Memberikan Suara Awal Jelang Pilpres

6 hari lalu

Hampir 45 Juta Warga AS Sudah Memberikan Suara Awal Jelang Pilpres

Hampir 45 juta warga Amerika Serikat (AS) telah memberikan suara awal menjelang pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) pada 5 November

Baca Selengkapnya