Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berbicara dalam acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Jakarta, Jumat, 27 Juli 2018. Acara ini merupakan acara yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama guna membahas capres-cawapres yang akan mereka dukung di pilpres 2019. Tempo/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta-Bakal calon presiden Prabowo Subianto hadir dalam persamuhan ulama bertajuk Ijtima Ulama II yang digelar di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta, Ahad, 16 September 2018. Prabowo datang sekitar pukul 13.00 diiringi suara lantunan takbir oleh para anggota Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF).
"Allahuakbar... Ganti presiden," teriak para laskar GNPF yang berkostum putih-putih. Prabowo terlihat mengenakan jas putih dengan dalaman kemeja biru. Di antara jas dan kemeja itu terselip dasi merah.
Mantan perwira tinggi militer itu tampil beda. Tak seperti biasanya yang mengenakan peci, ia melepas atribut kepalanya itu. Ia juga mengenakan kacamata hitam. Kepada awak media, Prabowo hanya melempar senyum dan melambaikan tangan. Ia tak sedikit pun berbicara atau berkomentar saat puluhan kamera menyorot. Langkahnya buru-buru masuk gedung hotel diiringi puluhan anggota GNFP.
Kehadiran Prabowo tampaknya telah ditunggu-tunggu dalam pertemuan akbar para ulama pada Itjima Ulama II. Sebab, ia merupakan calon presiden yang akan diusung oleh kelompok ulama penggerak demonstrasi 212 ini.
Itjima Ulama II dihelat dengan menghadirkan 1.000 ulama beserta tokoh nasional dan anggota partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga Uno. Itjima Ulama II diinisiasi oleh GNFP. Kelompok tersebut sebelumnya sudah menggelar Itjima Ulama I pada Juli lalu.
Pertemuan 500 ulama waktu itu menghasilkan rekomendasi nama calon pasangan politik, yakni pendakwah Abdul Somad Batubara dan Ketua Dewan Syura Partai Keadilan Sejahtera Salim Sagaf Aljufri. Namun dua nama itu tidak diakomodir oleh Prabowo.
Meski demikian, GNFP tetap mendukung kubu oposisi Prabowo-Sandiaga. Ketua GNFP Ulama Yusuf Muhammad Martak mengatakan Ijtima Ulama II akan membulatkan suara para ulama serta menghasilkan beberapa pakta integritas dan rekomendasi yang akan diusulkan untuk koalisi Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat.