Bahas Penuntasan Kasus Munir, Suciwati Minta Bertemu Kabareskrim

Jumat, 7 September 2018 15:16 WIB

Istri aktivis HAM Munir Said Thalib, Suciwati (kiri) mengikuti aksi Kamisan memperingati 12 tahun terbunuhnya Munir di depan Istana Merdeka, Jakarta, 8 September 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Istri aktivis HAM Munir Said Thalib, Suciwati, berencana bertemu dengan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto untuk menuntut keseriusan penuntasan kasus pembunuhan suaminya.

"Dalam waktu dekat kami ingin bertemu dengan Kabareskrim. Serius enggak sih atau cuma omong doang, atau cuma karena terdesak saja karena banyak orang yang tanya," kata Suciwati di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jakarta, Jumat, 7 September 2018.

Baca: Eks TPF Munir Jelaskan Kronologi Penyerahan Berkas Investigasi

Suciwati mengatakan telah mengirimkan surat permintaan bertemu dengan Kabareskrim. Ia pun berharap dapat bertemu dengan Arief pekan depan. "Mudah-mudahan secepatnya bisa bertemu," katanya.

Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian sebelumnya mengatakan akan kembali membuka pengusutan kasus Munir. Dia mengatakan akan memerintahkan Kabareskrim mempelajari berkas perkara kasus itu. "Nanti saya akan minta kepada Kabareskrim yang baru, Pak Arief, untuk melakukan penelitian kasus itu," kata Tito. Arief pun telah mengatakan akan serius mempelajari berkas perkara kasus tersebut.

Advertising
Advertising

Baca: 14 Tahun Kasus Munir, Dokumen TPF Hilang hingga Pollycarpus Bebas

Mantan anggota Tim Pencari Fakta Kasus Munir, Usman Hamid, mengatakan Arief adalah orang yang tepat untuk menuntaskan kasus ini. Sebab, Arief pernah ikut dalam pencarian fakta kasus pembunuhan berencana tersebut. "Asal ada kemauan dari Presiden Jokowi," ujarnya.

Munir tewas dibunuh dengan racun arsenik dalam penerbangan ke Belanda pada 7 September 2004. Setelah 14 tahun peristiwa berlalu, baru dijerat dua pelaku, yaitu pilot Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Prijanto, dan Direktur Garuda Indonesia saat itu, Indra Setiawan. Mantan Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN), Muchdi Pr, pernah menjadi tersangka dan didakwa tapi kemudian dibebaskan. Dalang di balik pembunuhan itu belum terungkap. Padahal dalam putusan Pollycarpus disebut melakukan pembunuhan secara berkomplot.

Baca: Komnas HAM Minta 7 September Jadi Hari Perlindungan Pembela HAM

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya