TEMPO Interaktif, Ponorogo: Sekitar 60 mahasiswa dari Universitas Islam Sunan Giri dan Institut Agama Islam Riyadatul Mujahidin Pondok Pesantren Walisongo Ponorogo, Jawa Timur, membakar dua replika bendera Malaysia dalam aksi demonstrasi yang digelar Senin (26/11). Aksi ini dilakukan terkait klaim kementerian kebudayaan dan kesenian Malaysia yang mengakui kesenian Reog sebagai warisan budaya mereka. Reog yang disebut Tarian Barongan di Malaysia itu tercantum dalam website heritage.gov.my. "Kami meminta agar Malaysia segera meluruskan. Seharusnya mereka tidak boleh mempublikasikannya," kata koordinator lapangan demonstrasi Fahrizal dalam orasinya. Ia mengatakan kesenian Reog Ponorogo bisa dimainkan dimanapun termasuk di luar Ponorogo atau luar negeri. Namun, namanya tetap adalah Reog Ponorogo bukan Tarian Barongan. Menurut Fahrizal Reog adalah satu-satunya identitas Ponorogo yang lahir dari budaya lokal setempat. "Kami bisa membuktikan apabila Reog milik Ponorogo, bisa juga dibuktikan apabila Malaysia melalukan penjiplakan," jelasnya. Kesamaan Reog dan Barongan terletak pada pakaian penari, dadak merak, dan singo barong (topeng reog), patih (penggiring puteri), dan alat-alat musik pengiring. Yang berbeda hanya alur cerita dan musiknya. Selain itu, ia menegaskan mahasiswa meminta agar pemerintah bertindak cepat dalam menanggapi kasus dugaan penjiplakan ini. "Pemerintah terlalu lamban dan kurang perhatian menanggapinya," ujarnya. Demonstrasi ini dimulai dari Alun-alun Ponorogo kemudian longmarch menuju Gedung Pemkab dan DPRD Ponorogo. Dengan membawa berbagai poster, mereka melakukan orasi mengecam Malaysia. (DINI MAWUNTYAS)