KSP Sebut Bencana Gempa Lombok Paling Banyak Hoax-nya

Sabtu, 25 Agustus 2018 13:14 WIB

Anggota TNI bersama relawan memasukkan bantuan untuk korban gempa Lombok ke pesawat angkut C-130 Hercules TNI AU di Lanud Adisucipto, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu, 11 Agustus 2018. Sebanyak 20 ton bantuan berupa makanan, pakaian, obat-obatan yang dikumpulkan dari TNI, Polri, dan relawan seluruh DIY tersebut selanjutnya disalurkan kepada korban gempa di Lombok. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Roysepta Abimanyu mengatakan di tengah bencana gempa Lombok, ada kelompok tertentu yang menyebarkan berita bohong atau hoax di media sosial.

"Ini hoaxnya banyak sekali. Kalau di bencanaain, hoaxnya ada gempa susulan tapi kalau di sini ini terus berkelanjutan," kata Roysepta di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu, 25 Agustus 2018.

Baca: Kapolri Minta Pengungsi Tak Percaya Hoax Gempa Susulan Lombok

Menurut Roy, gempa Lombok menjadi salah satu bencana yang paling banyak diserang hoax. Berita bohong yang tersebar sendiri seperti adanya gempa susulan dengan kekuatan besar sehingga membuat para masyarakat setempat ketakutan. Adapula hoax terkait penimbunan logistik bantuan.

Soal hoax penimbunan logistik bantuan, kata Roy, sudah dibuktikan oleh Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat bahwa penyebar hoax itu bertujuan untuk menjarah harta warga setempat. "Bahkan kemaren Polda NTB menangkap penyebar hoax, yang ternyata komplotan maling," ujarnya.

Advertising
Advertising

Karena itu, Roy mengimbau kepada masyarakat Lombok dan sekitarnya agar tidak menelan informasi mentah-mentah untuk menghindari kerugian yang bisa terjadi. "Masyarakat jangan percaya begitu saja dengan kabar yang beredar, verifikasi dan hubungi hotline juga sudah ada," kata dia.

Baca: Masa Tanggap Darurat Gempa Lombok Berakhir 25 Agustus

Wilayah Lombok, Bali, dan Sumbawa diguncang gempa pertama pada 29 Juli 2018 berkekuatan 6,4 skala Richter, kemudian disusul gempa 7 skala Richter pada 5 Agustus lalu. Gempa ini menyebabkan kerusakan parah di Lombok. Ribuan bangunan rusak dan ratusan orang menjadi korban. Gempa susulan berkekuatan 6,5 skala Richter pada 19 Agustus siang dan 6,9 skala Richter pada 19 Agustus malam. Dari peristiwa tersebut, data terakhir menyebutkan 563 korban meninggal, ribuan warga luka-luka dan banyak bangunan rusak.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo akhirnya menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang penanggulangan dan rehabilitasi gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. "Inpres sudah, sudah," kata dia pada Kamis, 23 Agustus 2018.

Penerbitan Inpres ini dilakukan pemerintah lantaran status gempa Lombok tidak dinaikkan menjadi bencana nasional. Pemerintah beralasan kenaikan status itu bisa merugikan sektor pariwisata nasional. Dengan inpres ini, meski status bencana gempa Lombok tidak dinaikkan, penanganannya setara dengan bencana nasional.

Baca: Agus Gumiwang Ingin Segera Tinjau Gempa Lombok Usai Sertijab

Berita terkait

Ngabalin: Prabowo-Gibran Tetap Lanjutkan Pembangunan KEK Mandalika

7 hari lalu

Ngabalin: Prabowo-Gibran Tetap Lanjutkan Pembangunan KEK Mandalika

Tenaga Ahli Utama Deputi IV KSP Ali Mochtar Ngabalin mengatakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika dilanjutkan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

10 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

18 hari lalu

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.

Baca Selengkapnya

KSP Tanggapi Rencana Pertemuan Jokowi dan Megawati: Ini soal Waktu

21 hari lalu

KSP Tanggapi Rencana Pertemuan Jokowi dan Megawati: Ini soal Waktu

Kantor Staf Presiden merespons soal kemungkinan pertemuan dan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam suasana Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

KSP Moeldoko Sudah Gelar Rapat Evaluasi Program Ferienjob

30 hari lalu

KSP Moeldoko Sudah Gelar Rapat Evaluasi Program Ferienjob

Moeldoko menyampaikan bahwa pihaknya sudah lakukan rapat evaluasi terkait program magang ferienjob 2023 pada minggu lalu.

Baca Selengkapnya

Enik Waldkonig Klaim Pernah Klarifikasi Program Ferienjob ke KSP, Moeldoko: Siapa Itu, Kenal Aja Enggak

30 hari lalu

Enik Waldkonig Klaim Pernah Klarifikasi Program Ferienjob ke KSP, Moeldoko: Siapa Itu, Kenal Aja Enggak

KSP Moeldoko mengatakan baru tahu soal ferienjob dan minta diadakan rapat untuk membahasnya.

Baca Selengkapnya

KSP Moeldoko Yakin Transisi Jokowi ke Prabowo Berjalan Mulus

31 hari lalu

KSP Moeldoko Yakin Transisi Jokowi ke Prabowo Berjalan Mulus

Jokowi akan mengakhiri masa pemerintahan pada 20 Oktober 2024, saat Prabowo dilantik oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Baca Selengkapnya

Ngabalin KSP Bilang Kritik Hasto PDIP ke Jokowi Kurang Keras

32 hari lalu

Ngabalin KSP Bilang Kritik Hasto PDIP ke Jokowi Kurang Keras

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menilai kritik PDIP ke Jokowi terlalu datar.

Baca Selengkapnya

KSP Lombok Sejati NTB Tumbuh Tangguh Bersama LPDB-KUMKM

35 hari lalu

KSP Lombok Sejati NTB Tumbuh Tangguh Bersama LPDB-KUMKM

Kehadiran koperasi dalam dunia usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memainkan peran yang krusial.

Baca Selengkapnya

Staf KSP Minta TNI Tindak Tegas Anggotanya Bila Terbukti Aniaya Warga Papua

41 hari lalu

Staf KSP Minta TNI Tindak Tegas Anggotanya Bila Terbukti Aniaya Warga Papua

"TNI memiliki peran yang sangat strategis untuk menghadirkan rasa aman di Papua," kata Rumadi.

Baca Selengkapnya