Prabowo - Sandiaga Gelar Tiga Pertemuan Ini Seusai Daftar Pilpres

Jumat, 17 Agustus 2018 05:50 WIB

Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berpose di hadapan awak media saat mendaftarkan diri sebagai calon presiden dan wakil presiden di gedung KPU, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018. Dari hasil keputusan bersama tiga partai, yakni PKS, PAN, dan Gerindra, menunjuk Sandiaga sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menggelar tiga pertemuan politik seusai mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mereka bertemu dua organisasi massa Islam terbesar, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), serta Wakil Presiden Jusuf Kalla, dalam rentang waktu kurang dari sepekan.

Baca: Sandiaga Klaim Siap Hadapi Data-data Ekonomi dari Kubu Jokowi

Berikut tiga pertemuan yang dilakukan Prabowo-Sandiaga berdasarkan urutan waktu, setelah mendaftar ke KPU pada 10 Agustus lalu.

1. Prabowo-Sandiaga Bertemu Muhammadiyah

Prabowo-Sandiaga mendatangi kantor Pusat Dewan Dakwah Muhammadiyah pada Senin malam, 13 Agustus 2018. Dikabarkan Prabowo-Sandiaga bertemu langsung dengan Ketua Umum Dewan Dakwah Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Kepada awak media yang menunggu, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo mengatakan, dirinya banyak bertukar pandangan dalam pertemuan itu. "Kami bertukar pandangan, banyak pandangan sama, ada kesadaran arah perkembangan ekonomi," kata Prabowo.

Baca: Tim Pemenangan Prabowo - Sandiaga Akan Fokus Isu Ekonomi

Advertising
Advertising

Prabowo juga menyampaikan dirinya meminta Muhammadiyah untuk membuka pintu untuknya agar dapat melakukan kajian ilmiah bersama. "Supaya bangsa ini bisa maju berdasarkan fakta, bukan selera," kata dia.

Sementara itu, Sandiaga sempat menyatakan bahwa ada beberapa pengurus Muhammadiyah tertarik untuk bergabung menjadi tim suksesnya. Ia mengatakan timnya masih akan memilih nama-nama orang tersebut. "Akan digodok di tim yang digawangi para sekjen," kata dia.

Ketua Umum Dewan Dakwah Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, ia menitipkan enam pesan kepada Prabowo-Sandiaga. Pertama, Haedar meminta kebijakan pemerintah jangan ada yang bertentangan dengan nilai dasar. Menurut Haedar nilai dasar tersebut adalah agama, Pancasila dan kebudayaan.

Kedua, Haedar meminta Prabowo-Sandiaga untuk menegakkan kedaulatan negara melalui kebijakan-kebijakan yang pro-rakyat. Ketiga, ia meminta keduanya untuk mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi secara progresif. "Khususnya dalam menghadapi kelompok kecil yang menguasai ekonomi," kata Haedar.

Keempat, Haedar meminta mereka melakukan rekonstruksi pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia. Kelima, Muhammadiya meminta Prabowo dan Sandiaga untuk melakukan reformasi birokrasi, termasuk mengenai pemberantasan korupsi.

Poin terakhir, Haedar meminta Prabowo dan Sandiaga melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk melindungi kepentingan dalam negeri. Menurut dia, Indonesia merupakan negara Islam terbesar sehingga memiliki kekuatan stategis di dunia Islam.

Berita terkait

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

46 menit lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

1 jam lalu

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat sepakat dengan pesan Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo untuk tidak membawa orang toxic ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

3 jam lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

4 jam lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

4 jam lalu

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

Siapa yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo menjadi perhatian publik. PAN dan Demokrat masing-masing menyebut nama Eko Patrio dan AHY.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

6 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

7 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

16 jam lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

18 jam lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

20 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya