Jangan Sumbang Susu Formula ke Korban Gempa Lombok, Alasannya...

Editor

Amri Mahbub

Minggu, 12 Agustus 2018 06:00 WIB

Ribuan dus bantuan dikirimkan Polda Metro Jaya bersama Kodam Jaya dan Lanud Halim Perdanakusuma bagi para korban gempa Lombok.

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat agar tidak menyumbangkan susu formula untuk korban gempa Lombok. Sutopo menjelaskan, lokasi pengungsian tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk membuat susu formula.

Baca juga: Alasan Jokowi Belum Tetapkan Bencana Nasional untuk Gempa Lombok

"Terbatasnya sarana untuk penyiapan susu formula, seperti air bersih, alat memasak, botol steril, dan lainnya sangat terbatas di pengungsian," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu malam, 11 Agustus 2018.

Menurut Sutopo, susu formula menjadi bantuan yang umum disalurkan masyarakat. Namun, terbatasnya perlengkapan penyediaan susu formula justru mengancam kesehatan bayi dan balita. Sutopo melanjutkan, bayi berusia di bawah enam bulan dua bulan yang menerima bantuan susu formula dua kali lebih banyak terkena diare.

Baca juga: Bantuan Gempa Lombok dari Yogyakarta Capai 12,5 Ton

Advertising
Advertising

Lembaga internasional seperti Unicef dan World Health Organization (WHO) juga telah mengingatkan bahaya susu formula untuk korban di pengungsian. Sutopo mencontohkan satu kasus, yakni gempa di Bantul, Yogyakarta. Menurut dia, penyaluran susu formula menyebabkan jumlah diare pada anak berusia di bawah dua tahun meningkat.

"Di mana ternyata 25 persen dari penderita itu meminum susu formula," ujar Sutopo. "Banyak kasus saat bencana di dunia, pemberian susu formula kepada balita dan anak-anak justru meningkatkan penderita sakit dan kematian," lanjut dia.

Karena itu, Sutopo mengimbau agar masyarakat tak menyalurkan susu formula dan produk bayi lainnya tanpa persetujuan Dinas Kesehatan setempat. Produk bayi yang dimaksud seperti botol dan dot.

Baca juga: Gempa Lombok Utara, Korban Meninggal 82 Orang

Di Kabupaten Lombok Utara, ujar dia, terdapat 1.991 balita berusia nol sampai lima tahun dan 2.641 anak dengan rentang usia 6-11 tahun. Akan tetapi, BNPB belum memiliki data pasti jumlah bayi dan anak-anak korban gempa.

Gempa Lombok pertama terjadi pada Ahad, 5 Agustus 2018. Waktu itu, gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR) menimpa Lombok dan sekitarnya. Gempa susulan pun melanda dengan kekuatan 6,2 SR pada Kamis, 9 Agustus 2018.

BNPB mencatat, korban yang meninggal dunia hingga Sabtu, 11 Agustus 2018 mencapai 387 orang. Rinciannya, yakni 334 orang di Lombok Utara, 30 orang di Lombok Barat, 10 orang di Lombok Timur, sembilan orang di Kota Mataram, dua orang di Lombok Tengah, dan dua orang di Denpasar.

Baca juga: Mengapa Korban Gempa Lombok Begitu Banyak

Simak terus kabar terbaru tentang Gempa Lombok hanya di Tempo.co.

Berita terkait

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

15 jam lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

4 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

4 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

5 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

5 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

5 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

5 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

5 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya