Koalisi Jokowi akan Rampungkan Nawacita II Sebelum Daftar ke KPU

Reporter

Dewi Nurita

Selasa, 7 Agustus 2018 05:51 WIB

(Dari kanan ke kiri) Sekjen Partai NasDem Johnny G. Plate, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Friedrich Paulus, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Sekjen PPP Arsul Sani, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, dan Sekjen Perindo Ahmad Rofiq, bertemu untuk membahas struktur tim kemenangan calon presiden Joko Widodo di Gedung Joang, Jakarta Pusat, Sabtu, 4 Agustus 2018. TEMPO/Syafiul Hadi

TEMPO.CO, Jakarta - Kubu koalisi pendukung Joko Widodo terus merampungkan program Nawacita II sebagai kelanjutan program kerja Jokowi di periode kedua, jika terpilih kembali dalam pilpres 2019.

Setidaknya, para pejabat teras partai pendukung Jokowi telah melakukan pertemuan sebanyak dua kali untuk membahas hal tersebut. Program tersebut akan dikebut agar rampung menjelang Jokowi mendaftar ke KPU.

Baca: Muhammadiyah Usulkan Nawacita II ke Jokowi, Ini Poinnya

"Semua masukan partai kita tampung dan akomodir," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta pada Senin malam, 6 Agustus 2018.

Hasto mengatakan, dari Partai Golkar misalnya, ada usulan memperkuat kebijakan industri 4.0 dengan memperhatikan penyerapan tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Kemudian dari Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Kebangkitan Bangsa menekankan pada program-program keumatan. "PPP dan PKB tadi memberikan perhatian yang sangat luas terhadap pendidikan di pesantren. Kami juga akan pertajam program-program disitu," ujarnya.

Advertising
Advertising

Baca: RPJMN Era SBY Dinilai Hambat Nawacita Jokowi, Ini Kata Demokrat

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan selain pemberdayaan lembaga pendidikan keagamaan dan pesantren, partainya mengusulkan pemberdayaan wakaf masuk dalam program Nawacita II. PPP juga akan berkeliling ke organisasi-organisasi keagamaan untuk menyerap aspirasi. "Seperti tadi, ada masukan dari Muhammadiyah kami terima. Nanti kami akan datangi satu per satu organisasi keagamaan lainnya," ujar Arsul di lokasi yang sama.

Nawacita adalah istilah visi-misi yang dipakai oleh pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden 2014. Nawacita berisi agenda pemerintahan yang dipaparkan dalam sembilan agenda pokok untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Soekarno yang dikenal dengan istilah Trisakti, yakni berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Pada pilpres 2019, Jokowi kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden. Konsep Nawacita itu akan dipakai kembali oleh Jokowi dalam berkampanye sekaligus berisi agenda pemerintahan lanjutan, jika Jokowi terpilih kembali menjadi presiden untuk periode kedua.

Baca: Sekjen Partai Koalisi Jokowi Bahas Rumusan Nawacita Jilid Dua

Berita terkait

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

24 menit lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

36 menit lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

1 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

1 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

1 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

2 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

11 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

11 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

12 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

13 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya