DPRD-Masyarakat Tolak Pembangunan Hotel di Taman Nasional Komodo

Selasa, 7 Agustus 2018 06:03 WIB

Beberapa ekor Komodo (Varanus komodoensis) memakan mangsa yang disediakan penjaga di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, NTT,24 Mei 2016. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Kupang - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Timur mendesak Pemerintah Daerah Manggarai Barat mencabut izin pembangunan hotel di Taman Nasional Komodo. Pemerintah Daerah Manggarai Barat mengeluarkan izin untuk membangun tempat penginapan dan wisata di Pulau Rinca dan Padar yang masuk kawasan Taman Nasional Komodo kepada PT Segara Komodo Lestari dan PT Komodo Ecotourism Wildlife.

Baca: Kementerian Lingkungan Hidup Minta Penyebab Kebakaran di Gili Lawa Diusut Tuntas

Anggota DPRD NTT asal Manggarai, Boni Jebarus, mengatakan pembangunan tempat tetirah di Kawasan Taman Nasional Komodo berpotensi merusak lingkungan. "Jangan utamakan kepentingan pengusaha dan merusak ekosistem Taman Nasional Komodo," kata Boni, Senin, 6 Agustus 2018.

Seharusnya, kata Boni, Harusnya, pemerintah tidak mengorbankan lingkungan jika ingin memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitar Taman Nasional Komodo. Ia mengusulkan pemerintah bisa mengembangkan area-area yang menjadi simpul di sekitar kawasan Taman Nasional Komodo.

Baca juga: Kebakaran di Gili Lawa, Ini 4 Pantangan untuk Wisatawan

Advertising
Advertising

Rencana pembangunan tempat penginapan di Taman Nasional Komodo memang sedang menjadi sorotan. Aktris Luna Maya bahkan mengunggah video yang berisi ajakan untuk menolak pembangunan tersebut.

Lewat akun media sosial miliknya, Luna Maya mengatakan "Taman Nasional Komodo sedang membutuhkan bantuan dari semua pihak, 300 hektar di Pulau Padar akan dikelola perusahaan swasta, 22,1 hektar di Pulau Rinca pas di puncak tempat komodo biasa lewat. Please help protect komodo dari tangan investor ”#savekomodo."

Simak: Kebakaran Savana di Gili Lawa Tidak Ganggu Habitat Komodo

Selain itu, Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp Mabar) juga menggelar unjuk rasa mendesak Pemerintah Daerah setempat untuk melarang pembangunan di Taman Nasional Komodo.

Rafael Todowela, Ketua Formapp Mabar, mengatakan pembangunan hotel bertentangan dengan konsep ekowisata dan merusak habitat alam satwa Komodo serta seluruh ekosistem di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. "Taman Nasional Komodo harus dikembalikan pada fungsi pokoknya sebagai Taman Nasional," kata Rafael. "Kami menolak upaya membelokan fungsi dan tujuan utama Taman Nasional Komodo menjadi privatisasi."

Simak juga: Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran Savana Taman Nasional Komodo

Formapp juga mendesak Pemerintah Manggarai Barat untuk menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) yang melarang pembangunan hotel atau sarana apa pun di dalam daerah Konservasi Taman Nasional Komodo. Karena bisa merusak Ekosistem Kawasan tersebut.

Berita terkait

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

5 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

30 hari lalu

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

Deretan peristiwa kapal wisata tenggelam di kitaran Labuan Bajo. Terbaru kapal wisata White Pearl, pada Jumat, 5 April 2024.

Baca Selengkapnya

Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

39 hari lalu

Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?

Rumah artis Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar dimasuki biawak belum lama ini. Hewan apakah ini? Ada sekitar 80 jenis biawak di seluruh dunia,

Baca Selengkapnya

Larangan Kapal Berlayar ke Pulau Komodo Diperpanjang hingga 20 Maret

49 hari lalu

Larangan Kapal Berlayar ke Pulau Komodo Diperpanjang hingga 20 Maret

KSOP Kelas III Labuan Bajo memperpanjang larangan kapal wisata untuk berlayar ke Pulau Komodo Taman Nasional Komodo (TNK) hingga 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

WNA Cina Tewas di Pink Beach Labuan Bajo, Abaikan Larangan Snorkeling

11 Februari 2024

WNA Cina Tewas di Pink Beach Labuan Bajo, Abaikan Larangan Snorkeling

Seorang wisatawan asal Cina meninggal karena kelelahan. Diduga abaikan larangan snorkeling dari pemandu wisata

Baca Selengkapnya

Pink Beach di Taman Nasional Komodo Masuk Daftar 20 Pantai Terbaik di Dunia, Ini Rute ke Sana

6 Februari 2024

Pink Beach di Taman Nasional Komodo Masuk Daftar 20 Pantai Terbaik di Dunia, Ini Rute ke Sana

Pink Beach di Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo, NTT menjadi satu dari 20 pantai terbaik di dunia versi Lonely Planet. Berikut rutenya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Parapuar, Paket Lengkap Destinasi Wisata Baru di Labuan Bajo

25 Januari 2024

Mengenal Parapuar, Paket Lengkap Destinasi Wisata Baru di Labuan Bajo

Parapuar merupakan bagian integral dari Destinasi Pariwisata Superprioritas (DPSP) Labuan Bajo.

Baca Selengkapnya

5 Hotel Mewah akan Buka 2024, dari Labuan Bajo hingga Osaka Jepang

22 Januari 2024

5 Hotel Mewah akan Buka 2024, dari Labuan Bajo hingga Osaka Jepang

Hotel-hotel mewah ini hadir di tempat wisata yang populer di dunia, termasuk Labuan Bajo Nusan Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

32 Tahun Lalu UNESCO Tetapkan 4 Situs Warisan Dunia dari Indonesia, Termasuk Candi Borobudur

13 Desember 2023

32 Tahun Lalu UNESCO Tetapkan 4 Situs Warisan Dunia dari Indonesia, Termasuk Candi Borobudur

UNESCO tetapkan 4 Situs Warisan Dunia pada Sidang Konferensi Warisan Dunia yang ke-15 di Carthage, Tunisia. Termasuk Candi Borobudur.

Baca Selengkapnya

Kronologi Turis China Hilang di TKN Komodo

4 Oktober 2023

Kronologi Turis China Hilang di TKN Komodo

Tim SAR melaporkan hilangnya turis asal China di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat.

Baca Selengkapnya