Fahri Hamzah Kritik MUI Jabar yang Tolak #2019GantiPresiden

Jumat, 3 Agustus 2018 18:57 WIB

Warga membuka kaos bertuliskan #2019GantiPresiden saat petugas Satpol PP mensosialisasikan larangan kegiatan dan atribut politik saat CFD di kawasan Bunderan HI, Jakarta, 6 Mei 2018. Larangan ini berdasarkan peraturan Gubernur DKI Nomor 12 Tahun 2016 Pasal 7 Ayat 2. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah kecewa dengan imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat terkait penolakan mereka terhadap aksi #2019GantiPresiden menjelang pelaksanaan Asian Games 2018 di Jawa Barat. Menurut Fahri, aksi tersebut adalah gerakan rakyat sehingga tidak boleh dilarang-larang.

Baca juga: Kata Panitia Soal Aksi #2019GantiPresiden di Depan Gerai Markobar

"Masak orang punya aspirasi dilarang? Kan beraspirasi itu legal," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat 3 Agustus 2018.

Masyarakat, kata Fahri, memiliki ruang untuk menyampaikan kritik terhadap bagaimana seharusnya pemerintahan bekerja. Ia berujar gerakan untuk tidak mendukung pemerintahan harus diperbolehkan sama halnya dengan gerakan mendukung pemerintah.

"Orang kampanye dukung pemerintah boleh, masak kampanye tolak pemerintah gak boleh?" kata dia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, MUI Provinsi Jawa Barat mengimbau semua pihak bisa menahan diri terkait dengan dinamika kegiatan deklarasi ganti presiden oleh kelompok di masyarakat dengan mengusung tagar #2019GantiPresiden.

"Kami mengeluarkan imbauan ini untuk pihak yang pro atau yang kontra. Imbauan ini semata-mata MUI buat untuk menghindari kemaslahatan," kata Sekretaris Umum MUI Jawa Barat H.M. Rafani Akhyar di Bandung, Rabu, 1 Agustus 2018.

Baca juga: Orasi #2019GantiPresiden di Depan Markobar, Ini Reaksi Pemiliknya

Fahri juga menggarisbawahi hendaknya pemerintah menyikapi kritik dengan kepala dingin. "Dibikin relax gitu loh, dibikin santai, anggap saja normal, naratif kontra naratif namanya, kalau tidak setuju dengan satu pendapat keluarkan pendapat lain. Kalau tidak setuju dengan satu gerakan bikin gerakan lain. Begitu caranya dalam demokrasi," tuturnya.

Lebih lanjut, Fahri mengatakan sistem demokrasi di Indonesia saat ini berbeda dengan masa-masa sebelumnya, dimana kritik terhadap pemerintah boleh dilakukan demi kemaslahatan bersama.

"Zaman orde baru dulu kita ga boleh ngomong begitu (kritik pemerintah), mati kita. Sekarang kan bebas kita mau ganti siapa saja boleh kok," ucap Fahri.

Berita terkait

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

4 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

SETARA Institute Minta Polda Metro Jaya Terapkan Restorative Justice atas Laporan Penistaan Agama oleh Gilbert Lumoindong:

4 hari lalu

SETARA Institute Minta Polda Metro Jaya Terapkan Restorative Justice atas Laporan Penistaan Agama oleh Gilbert Lumoindong:

Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan menyebut seharusnya polisi mengabaikan dan tidak menindaklanjuti laporan terhadap Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

MUI: Semua Pihak Harus Ikhlas dan Legowo terhadap Putusan MK

5 hari lalu

MUI: Semua Pihak Harus Ikhlas dan Legowo terhadap Putusan MK

Sebelumnya MK menolak seluruh permohonan sengketa pilpres 2024 dadi Kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

6 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Kemenkominfo Nyatakan Hoaks Isu MUI Serukan Boikot Produk Aqua

11 hari lalu

Kemenkominfo Nyatakan Hoaks Isu MUI Serukan Boikot Produk Aqua

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) memberikan cap hoaks pada sejumlah unggahan di media sosial Facebook dengan narasi yang mengklaim Majelis Ulama Indonesia (MUI) memboikot produk air minum dalam kemasan merek Aqua karena dianggap pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Begini Penjelasan MUI dalam Melihat Hilal di Sidang Isbat 1 Syawal 1445 H

18 hari lalu

Begini Penjelasan MUI dalam Melihat Hilal di Sidang Isbat 1 Syawal 1445 H

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Profesor Asrorun Niam Sholeh mengatakan, bulan sudah nampak dan memungkinkan bisa dilihat atau imkan rukya.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

20 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Ria Ricis Turut Bintangi Film Kiblat, Apa Perannya di Film yang Disorot MUI Itu?

25 hari lalu

Ria Ricis Turut Bintangi Film Kiblat, Apa Perannya di Film yang Disorot MUI Itu?

Selebgram Ria Ricis turut membintangi film Kiblat, yang mendapat sorotan dari publik dan MUI belakangan ini. Apa perannya di film itu?

Baca Selengkapnya

Ini Rencana Ma'ruf Amin setelah Tak Lagi Menjabat Wakil Presiden

26 hari lalu

Ini Rencana Ma'ruf Amin setelah Tak Lagi Menjabat Wakil Presiden

Wakil Presiden Ma'ruf Amin akan menyelesaikan masa jabatannya pada 20 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Film Indonesia yang Menuai Kontroversi, Terbaru Film Kiblat

28 hari lalu

Film Indonesia yang Menuai Kontroversi, Terbaru Film Kiblat

Kontroversi publik kerap tertuju pada beberapa film Indonesia. Simak artikel ini untuk mengetahui daftar film tersebut, salah satunya ada film Kiblat!

Baca Selengkapnya