TEMPO Interaktif, Kupang:Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur memastikan bangkai sapi yang dikonsumsi ratusan warga Desa Sapaen, Kabupaten Timor Tengah Utara, bukan disebabkan oleh bakteri antraks. Menurut Kepala Dinas Peternakan NTT, Y. Christian Leyloh, dari ciri-ciri fisik para korban yang mengalami keracunan maupun hasil penyelidikan sementara terhadap bangkai sapi mati yang dikonsumsi warga, tidak ditemukan adanya indikasi antraks. Kemungkinan ada penyebab lain, ujarnya di Kupang hari ini.Kecurigaan adanya indikasi antraks menyusul tewasnya Yoseph Taek (9) sesaat setelah ikut mengkonsumsi daging sapi yang mati Jumat pekan lalu. Dalam waktu bersamaan, sebanyak 167 warga mengalami kejang dan muntah-muntah sehingga harus menjalani perawatan intensif dari tim medis yang diturunkan pemerintah setempat.Menurut laporan Dinas Kesehatan Timor Tengah Utara, kondisi sebagian korban keracunan mulai membaik dan hanya belasan warga yang masih dirawat. Dua di antaranya masih kritis, ujar Beatrik Kolo, salah seorang petugas medis. Sementara dari Sikka dilaporkan hasil pemeriksaan Laboratorium Balai Besar Veterines Maros, Sulawesi Selatan terhadap sampel kambing yang mati dua pekan lalu dinyatakan positif antraks. Puluhan warga Desa Kolisia D dan Desa Koro yang mengkonsumsi bangkai kambing yang mati saat itu tertular bakteri antraks sehingga harusmenjalani perawatan intensif. Hasil pemeriksaan laboratorium membuktikan bahwadaging kambing mati yang dikonsumsi warga positif antraks, ujar Margaretha Siko, pejabat pada Dinas Peternakan setempat.Menurut Margaretha, pihaknya akan kembali melakukan vaksinasi secara total terhadap seluruh ternak besar di daerah itu, guna mengantisipasi penyebaran bakteriantraks ke daerah lain. Kasus antraks di NTT kembali meresahkan para peternaksetelah pada pertengahan Oktober lalu puluhan warga Kabupaten Ende dan Sikka kritis dan lebih dari 700 warga teridentifiksi antraks setelah mengkonsumsi dagingbangkai kerbau. Sedangkan di Pulau Sumba, lima warga tewas seketika setelah mengkonsumsi bangkai sapi yang mati, pada April lalu. Sampai saat ini, sudah sembilan warga NTT yang tewas akibat antraks. Pemerintah NTT dalam tahun ini mengirim vaksin antraks sebanyak 145 ribu dosis ke 19 kabupaten guna mencegah meluasnya serangan antraks.Jems de Fortuna