SBY Sampaikan Lima Kontrak Politik Capres ala Partai Demokrat

Jumat, 13 Juli 2018 08:17 WIB

Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono saat tiba di Bareskrim Polri, Jakarta, 6 Februari 2018. Firman Wijaya dilaporkan karena menyebut nama SBY sebagai aktor besar di balik proyek e-KTP. TEMPO/Ilham Fikri

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat akan menagih lima komitmen berupa kontrak politik pada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung pada pilpres 2019. Komitmen ini mulai dari kesetiaan pada Pancasila sampai pemberantasan korupsi yang tidak tebang pilih.

Menurut Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, lima komitmen diambil berdasarkan situasi nasional empat tahun terakhir. "Juga rekaman persoalan yang dihadapi rakyat," kata dia melalui video yang diterima Tempo pada Kamis, 12 Juli 2018.

Baca: Pertemuan Airlangga - SBY, PDIP: Mungkin Ajak Dukung Jokowi

SBY sebelumnya telah mengumumkan bahwa sidang majelis tinggi telah menyepakati tiga opsi untuk menghadapi pilpres 2019. Opsi pertama mengusung Joko Widodo dan kedua mengusung Prabowo Subianto. "Apabila poros ketiga bisa kami bentuk, Demokrat akan mengusung calon presiden lain, selain Pak Jokowi dan Pak Prabowo," kata SBY.

Pertama, capres dan cawapres yang akan diusung Demokrat harus tegas mendukung Pancasila. Sebagai konsekuensi, kata SBY, capres harus menolak ideologi lain yang bertentangan Pancasila. "Misalnya di waktu lalu komunisme. Lalu juga tidak membuka ruang atas pikiran yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara agama," kata dia.

Advertising
Advertising

Kedua, capres dan cawapres harus bisa mencari solusi atas persoalan ekonomi dan kesejahteraan yang tengah dialami masyarakat saat ini. Bagi Demokrat, ada banyak persoalan di sini, mulai dari sulitnya lapangan pekerjaan, hambatan di dunia investasi, daya beli masyarakat tidak mampu.

Baca: SBY Penasaran dengan Sosok Cawapres Jokowi

Ketiga yaitu persoalan hukum dan keadilan. SBY mengatakan bahwa rakyat mengharapkan penegakan hukum yang adil, seperti pemberantasan korupsi yang tidak tebang pilih. Selain itu, negara diminta tidak melakukan intervensi apalagi menjadikan hukum sebagai alat politik.

Keempat, Demokrat meminta capres dan cawapres berkomitmen untuk menciptakan stabilitas politik namun dengan cara-cara yang konstitusional, bukan represif. Sebab, kata SBY, stabilitas politik harus berjalan seiring dengan upaya menjunjung tinggi kebebasan berbicara dan kebebasan pers.

Terakhir dan yang menurut Demokrat sangat penting yaitu menjaga persatuan dan kerukunan sosial. Demokrat, kata SBY menolak politik identitas dan politik SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antar-Golongan) dalam pemilu. "Demokrasi akan mundur ke belakang kalau politik identitas mewarnai pemilu dan pilkada," ujarnya.

Baca: SBY Masih Matangkan Dukungan Demokrat untuk Pilpres 2019

Berita terkait

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

2 jam lalu

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

KPU membantah gugatan Partai Demokrat pada perkara Nomor 183-01-14-16/PHPU.DPR-DPRD-XXII/2024 dalam sidang sengketa Pileg

Baca Selengkapnya

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

3 jam lalu

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat sepakat dengan pesan Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo untuk tidak membawa orang toxic ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

6 jam lalu

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

Siapa yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo menjadi perhatian publik. PAN dan Demokrat masing-masing menyebut nama Eko Patrio dan AHY.

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

9 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

1 hari lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

1 hari lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

1 hari lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

1 hari lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

1 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

2 hari lalu

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.

Baca Selengkapnya