Harapan Baru Lewat Budidaya Kayu Gaharu

Rabu, 27 Juni 2018 05:00 WIB

Berawal dari keprihatinan melihat kondisi alam Nusa Tenggara Barat (NTB) yang kering dan tandus,Maharani, seorang pemuda asal Masbagik, Lombok Timur ini memulai karyanya membudidayakan tanaman Gaharu. (Dok. Astra)

Berawal dari keprihatinan melihat kondisi alam Nusa Tenggara Barat (NTB) yang kering dan tandus, Maharani, seorang pemuda asal Masbagik, Lombok Timur ini memulai karyanya. Pada tahun 2009, ia rela undur diri sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering Tropika Universitas Mataram. Hal ini semata dilakukannya demi fokus pada misi menghijaukan kembali wilayah NTB sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat lewat budidaya tanaman Gaharu.

Pohon Gaharu dikenal sebagai tanaman yang tumbuh liar di wilayah hutan NTB. Dalam kondisi dewasa, tanaman ini bisa tumbuh hingga puluhan meter dengan diameter batang yang mencapai 60 cm. Namun demikian, tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa ternyata tanaman yang bernama latin Gyrinops versteegii memiliki nilai ekonomis yang luar biasa.

Kayu Gaharu tua yang berumur sekitar 25 tahun biasanya menghasilkan gubal akibat infeksi mikroba Fusarium sp. Gubal adalah kayu berwarna hitam kecoklatan pada pohon Gaharu yang memiliki kandungan wewangian sangat kuat. Karena aromanya, gubal seringkali digunakan sebagai bahan dasar pembuatan parfum, dupa dan produk wewangian lainnya. Kebutuhan akan bahan baku gubal ini cukup besar, namun ketersediaannya terbatas. Hal inilah yang menyebabkan kandungan gubal pada kayu Gaharu memiliki harga fantastis, bahkan mencapai Rp 500 juta per kilogramnya.

Melihat peluang ini, Maharani mengumpulkan sekitar 50 orang pemilik pohon Gaharu dan membentuk Forum Petani Cinta Gaharu di NTB. Forum ini menjadi wadah para petani bertukar informasi dan mengembangkan pertanian serta usaha kayu Gaharu yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan masyarakat. Mereka memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang potensi besar yang dimiliki NTB dari budidaya kayu Gaharu yang berlanjut pada upaya mendorong masyarakat untuk ikut berkecimpung dalam usaha ini.

Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh Maharani tidak sesederhana penyuluhan semata. Ada pola pikir serta kebiasaan masyarakat yang perlu diubah dalam hal pembudidayaan kayu Gaharu. Penerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2014 ini berharap masyarakat tidak lagi melihat kawasan hutan sebagai wilayah tanpa potensi, namun dapat menjadi sebuah harapan baru yang dapat dimanfaatkan secara bijak guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kayu Gaharu.

Advertising
Advertising

Kisah menarik lain dari para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards dapat Anda ikuti di website www.satu-indonesia.com .

BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO

Berita terkait

Ingat, Pendaftaran SATU Indonesia Awards 2018 Segera Ditutup

22 Agustus 2018

Ingat, Pendaftaran SATU Indonesia Awards 2018 Segera Ditutup

Jika Anda adalah insan muda yang ingin berkontribusi dan bermanfaat bagi masyarakat, jangan sampai lupa mendaftar SATU Indonesia Awards 2018.

Baca Selengkapnya

Inspirasi Berharga dari Para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010

21 Agustus 2018

Inspirasi Berharga dari Para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010

Pemuda-pemudi ini adalah pelopor SATU Indonesia Awards sejak awal hingga kesembilan kalinya diselenggarakan pada 2018 ini.

Baca Selengkapnya

Undangan Pendaftaran Satu Indonesia Awards (SIA) 2018

20 Agustus 2018

Undangan Pendaftaran Satu Indonesia Awards (SIA) 2018

Undangan pendaftaran satu Indonesia awards (SIA) 2018.

Baca Selengkapnya

Menebar Inspirasi Pendidikan dengan Membangun Kemandirian

18 Agustus 2018

Menebar Inspirasi Pendidikan dengan Membangun Kemandirian

Pendidikan adalah kebutuhan dasar warga pesisir Serdang Bedagai yang penting untuk diperhatikan berbagai pihak.

Baca Selengkapnya

Ratna Mematahkan Anggapan Kutukan pada Para Penderita Kusta

17 Agustus 2018

Ratna Mematahkan Anggapan Kutukan pada Para Penderita Kusta

Penderita kusta seharusnya diberi perhatian dan pengobatan, bukan penilaian yang berujung pengucilan.

Baca Selengkapnya

Dunia Sastra bagi Masyarakat Desa

16 Agustus 2018

Dunia Sastra bagi Masyarakat Desa

Mulai dari sebuah komunitas, Heri Chandra Santosa membawa sastra untuk dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mari Menginspirasi Bangsa dengan Karya Terbaik Anda!

15 Agustus 2018

Mari Menginspirasi Bangsa dengan Karya Terbaik Anda!

Para calon peserta diharapkan mendaftar selambat-lambatnya tanggal 22 Agustus 2018 mendatang.

Baca Selengkapnya

Manfaat Besar dari Tanaman Liar

14 Agustus 2018

Manfaat Besar dari Tanaman Liar

Hayu ingin memerangi kekurangan gizi di masyarakat dengan pemanfaatan tanaman liar.

Baca Selengkapnya

UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018

13 Agustus 2018

UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018

UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018

Baca Selengkapnya

Bisnis Humanis yang Berbuah Manis

11 Agustus 2018

Bisnis Humanis yang Berbuah Manis

Salah satu keterbatasan yang dialami masyarakat ekonomi menengah ke bawah dalam usaha perbaikan taraf hidup adalah ketidaktersediaan modal.

Baca Selengkapnya