Kapolda Metro Didesak Mundur Jika Gagal Temukan Penyiram Novel

Senin, 18 Juni 2018 09:10 WIB

Penyidik senior KPK Novel Baswedan dan Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap seusai salat dzuhur di Masjid Jami Al-Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta, Ahad, 17 Juni 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kuasa hukum Novel Baswedan, Saor Siagian mendesak Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Aziz jujur dan terbuka mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapi dalam pengungkapan kasus penyerangan terhadap kliennya. Sebab polisi tak berhasil menangkap pelaku penyiram Novel Baswedan meskipun kasus ini telah berjalan selama 14 bulan.

"Saya pikir Saudara Idham Azis harus jujur, dalam artian apa kendala-kendala yang dihadapi. Kenapa kasus ini bukan malah terang malah makin gelap," kata Saor di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Ahad, 17 Juni 2018.

Pengusutan kasus penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan belum menunjukkan titik terang hingga hari ini. Novel sebelumnya diserang dua orang tak dikenal pada subuh 11 April 2017 lalu.

Baca: Novel Terima Kunjungan Rekan Wadah Pegawai KPK

Penyidik yang kerap menangani kasus korupsi besar ini disiram dengan air keras hingga kedua matanya mengalami kerusakan serius. Namun hingga hari ini, Kepolisian Daerah Metro Jaya belum berhasil mengungkap siapa penyerang Novel.

Saor pun meminta Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis mundur jika memang tak mampu mengungkap kasus tersebut. Menurut dia, keputusan itu akan lebih fair daripada membiarkan pengusutan kasus Novel tak jelas ujungnya.

Advertising
Advertising

"Kalau memang Saudara Kapolda tidak mampu, menurut saya sangat legawa kalau boleh minta saja supaya dia mengundurkan diri," kata Saor. Jika tidak, lanjut Saor, Idham cukup mengakui kendala apa saja yang dihadapi. Saor menilai pengakuan itu akan memudahkan terbentuknya tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap Novel.

Baca: Novel Lihat Penyerangnya Kembali Datangi Rumahnya

"Atau yang paling wise itu, yang paling tepat, supaya Saudara Kapolda terbantu, yaitu dibentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF)," ujarnya.

Desakan membentuk TGPF ini sebenarnya telah mencuat sejak pertengahan tahun lalu. Namun, Presiden Joko Widodo mengatakan belum akan membentuk TGPF. Jokowi masih menunggu laporan dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian. Jika Kapolri sudah angkat tangan, kata Jokowi, barulah TGPF akan dibentuk.

Saor berpendapat pembentukan TGPF itu justru akan membantu kepolisian dalam mengusut tuntas kasus tersebut. "Saya kira pembentukan tim gabungan pencari fakta ini akan membantu kepolisian. Yang kita lihat kan polisi selalu defense, mengatakan kami masih bisa, masih bisa," kata Saor.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

2 jam lalu

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

1 hari lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

1 hari lalu

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

Setelah uji coba pengiriman notifikasi tilang via WhatsApp lolos asesmen Polda Metro Jaya, sistem ini akan diterapkan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

2 hari lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

4 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

4 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

4 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

4 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

4 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

5 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya