Mencegah Radikalisme, Ini Pesan Panglima TNI untuk Para Orang Tua

Reporter

Dewi Nurita

Jumat, 1 Juni 2018 10:09 WIB

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) berbincang dengan Anggota DPR Effendi Simbolon (kanan) sebelum rapat kerja Komisi I DPR dengan Panglima TNI dan Kepala BSSN di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 24 Mei 2018. Rapat tersebut guna mendengarkan penjelasan Panglima TNI terkait dengan pelibatan TNI dalam mengatasi aksi terorisme & rencana pembentukan Koopsusgab TNI. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto punya pesan khusus bagi para orang tua untuk mencegah anak-anak terhindar dari paham radikalisme. Menurut dia, orang tua harus peduli dan harus mengawasi anak-anaknya dari pengaruh radikalisme melalui media sosial.

“Saat ini, banyak generasi muda yang terpapar radikalisme melalui media sosial,” ujar Panglima TNI, Kamis, 31 Mei 2018. Selain melalui media sosial, paham radikalisme disebarkan lewat pertemuan-pertemuan tertutup.

Baca: Radikalisme Marak, Gus Nuril Aktifkan Pasukan...

Menurut Hadi, sangat diperlukan kerja sama antara masyarakat dan aparat untuk membendung pengaruh radikalisme yang dapat berujung pada tindakan anarkis serta aksi-aksi terorisme. Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), misalnya, harus berkoordinasi serta bekerja sama dengan semua komponen masyarakat dalam upaya kontra-radikalisasi dan deradikalisasi.

“Perlu bahu-membahu memberikan pemahaman yang positif, merangkul semua komponen bangsa, serta mengambil tindakan preventif untuk mencegah radikalisme dan terorisme,” ujar Hadi. Babinsa dan Babinkamtibmas memiliki peran sentral dalam mendeteksi serta mencegah secara dini bibit-bibit radikalisme.

Advertising
Advertising

Baca: UI Bakal Pecat Mahasiswa yang Terbukti Radikal

Hadi berujar, serangan bom di Surabaya menjadi bukti bahwa tindakan terorisme merupakan jalan yang salah dalam memperjuangkan keyakinan karena mencederai rasa kemanusiaan serta merugikan dan menyakiti orang lain, termasuk anak-anak yang tidak berdosa.

Salah satu akibat berkembangnya radikalisme adalah teror bom di tiga gereja di Surabaya, Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, dan ledakan bom di rusunawa Sidoarjo, yang telah menewaskan 27 orang, 13 di antaranya pelaku. Pelakunya terdiri atas tiga keluarga, yakni keluarga Dita, Anton Ferdianto, dan Tri Murtiono. Polisi menyatakan serangkaian teror itu dilakukan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya. Teror bom itu buntut ricuh di Marko Brimob, Depok, Jawa Barat. JAD merupakan kelompok pendukung Negara Islam dan Suriah (ISIS) yang diketuai Aman Abdurrahman.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

4 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

8 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

9 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

14 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

14 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

15 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

15 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

17 hari lalu

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

Ayah remaja yang ditangkap karena menikam seorang uskup di Sydney tidak melihat tanda-tanda radikalisme pada putranya.

Baca Selengkapnya