Jejak Ali Mochtar Ngabalin sebelum Merapat ke Lingkaran Istana
Reporter
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor
Rina Widiastuti
Kamis, 24 Mei 2018 13:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ali Mochtar Ngabalin diangkat menjadi Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi oleh Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Politikus Partai Golkar itu akan bertugas mengkomunikasikan kinerja pemerintah kepada masyarakat.
Rekam jejak Ngabalin yang sebelumnya banyak mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK), menurut Moeldoko, tidak menjadi masalah. Sebab, kata dia, bagi pemerintah semua adalah rekan demokrasi. "Bagi pemerintah, tidak ada namanya lawan politik. Semua adalag patner demokrasi," kata Moeldoko, Rabu, 23 Mei 2018.
Baca: Ali Mochtar Ngabalin Masuk di Lingkaran Istana Jokowi
Soal tugas dia, Moeldoko menegaskan Ngabalin bukan staf khusus Presiden ataupun juru bicara Presiden. "Dia tenaga ahli utama KSP. Tugasnya membantu dalam konteks komunikasi politik. "Dia tidak mendapatkan tugas khusus, spesifik menjadi juru bicara, tetapi bisa kami fungsikan sebagai juru bicara. Di KSP kan ada tugas-tugas komunikasi seperti itu dengan segenap pengalaman beliau," ujarnya saat ditemui tim Tempo, Kamis pagi, 24 Mei 2018.
Berikut beberapa rekam jejak Ngabalin sebelum masuk ke Istana:
1. Bagian tim sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
Pada pemilihan presiden 2014, Ngabalin terdaftar sebagai Direktur Politik Tim Kampanye Nasional pasangan Prabowo-Hatta. Namun pasangan ini kalah oleh duet Jokowi-JK.
2. Menyebut pemerintahan Jokowi-JK berpotensi otoriter
Usai Mahkamah Konstitusi menolak gugatan Prabowo-Hatta terkait hasil pemilihan presiden, Ngabalin mengatakan pemerintahan Jokowi-JK berpotensi otoriter.
"Mahkamah Konstitusi memang sudah memutuskan, tapi bukan mustahil bahwa Jokowi dan Kalla nantinya adalah orang yang otoriter," kata Ngabalin dalam sebuah diskusi di Taman Ismail Marzuki, 22 Agustus 2014.
3. Mendesak Allah menangkan Prabowo-Hatta
Saat menghadiri acara Halal Bihalal kubu Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Ngabalin meminta para pendukungnya untuk berdoa agar Tuhan memenangkan gugatan pihaknya di Mahkamah Konstitusi terkait hasil pemilihan presiden.
"Perjuangan yang kita lakukan tidak berhenti dan kita mendesak Allah SWT berpihak pada kita," kata Mochtar di vidoe youtube bertajuk "Pidato Mochtar Ngabalin pada Halal Bihalal Prabowo-Hatta di Rumah Polonia".
4. Hadir di demonstrasi besar Aksi Bela Islam pada 4 November 2016
Ngabalin ikut demonstrasi besar Aksi Bela Islam yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjara. Demonstrasi ini dikenal pula sebagai Aksi 411.
5. Dipuji Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagai orator ulung
Dalam sebuah acara Partai Golkar, Tito bercerita saat dirinya memantau orasi Ngabalin di Aksi 411. Menurut dia, polisi siap menangkap dia jika dalam orasi itu ada dugaan pelanggaran hukum.
"Saya liatin enggak ada salahnya, bagus juga dia. Abis teriak-teriak (kritik) pemerintah dia WA saya 'bagus tidak tadi'. Komunikator yang canggih itu mampu menyampaikan pesan kadang pada batas pesan yang ekstrim dengan bahasa sensitif tapi tidak melanggar atau aman," kata Tito di Hotel Sultan, Jakarta, 9 September 2017.
6. Mantan kader Partai Bulan Bintang
Ali Mochtar Ngabalin pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang. Namun, pada Oktober 2010, Ali bergabung dengan Partai Golkar.