Polri Bantah Teror Bom Rekayasa Pengalihan Isu

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Amirullah

Rabu, 23 Mei 2018 08:10 WIB

Polisi berjaga saat berlangsung penggeledahan di rumah terduga teroris di kawasan Dukuh Pakis, Surabaya, 17 Mei 2018. Penggeledahan dalam rangka penyelidikan lanjutan pascapenangkapan terduga teroris pasca Bom Surabaya. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Polri menegaskan teror bom yang terjadi selama ini bukan rekayasa untuk mengalihkan isu seperti banyak disebut di media sosial. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan teror bom benar adanya.

"Siapa yang mau merekayasa mengebom orang sampai ususnya terburai kemudian dagingnya terpisah kecil-kecil dan tersebar kemana-mana," ujar Setyo di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.

Baca: Antisipasi Teroris, Polisi Awasi Kelompok Mencurigakan di Bekasi

Setyo mengetahui dengan jelas betapa mengerikan teror bom. Dia merupakan saksi mata pengeboman Hotel J.W. Marriott Jakarta pada 2009.

Setyo saat itu masih bertugas di Polda Metro Jaya. Saat hendak berangkat kerja, dia mendengar laporan soal bom. Tiba di lokasi tak lama setelah bom meledak, Setyo melihat sendiri potongan tubuh korban meninggal dan luka di korban selamat.

Advertising
Advertising

Dia juga menyaksikan kondisi pasca ledakan bom di Kampung Melayu pada 2017 lalu. Dia melihat situasi yang tak jauh berbeda dengan di J.W Marriot sebelumnya. "Tidak ada sutradara sehebat apapun di Hollywood yang bisa merekayasa itu," ujarnya.

Peneliti Terorisme Ridlwan Habib menilai adanya pemikiran bahwa teror bom direkayasa membuktikan ekosistem teror di Indonesia masih sangat subur. Pemerintah perlu mengambil langkah khusus untuk menghapus pemikiran tersebut.

Baca: Polisi Tangkap Orang yang Diduga Menyebarkan Hoax Bom Duren Sawit

Ridlwan mengatakan teror bom yang terjadi selama ini benar-benar dilakukan kelompok teroris. Kelompok ini hanya menganggap jihad dengan cara meledakkan diri sebagai panggilan. "Ini masalah ideologi," katanya.

Salah satu yang dia sarankan adalah mempertemukan tokoh-tokoh berpengaruh di Indonesia dengan para narapidana teroris. "Bisa dipertemukan dan disiarkan akun media sosial pemerintah yang aktif," ujarnya.

Berita terkait

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

25 menit lalu

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

4 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya