JK: Pasukan Koopssusgab TNI Beroperasi Sesuai Kebutuhan

Selasa, 22 Mei 2018 16:19 WIB

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum memimpin rapat terbatas tentang pengelolaan dana haji di Istana Bogor, Jawa Barat, 26 April 2018. Pemerintah memastikan pengelolaan dana haji harus memenuhi prinsip transparansi, akuntabilitas, serta prinsip syariat Islam. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menuturkan koordinasi antara Komando Operasi Khusus Gabungan atau Koopssusgab TNI dan Kepolisian RI akan bergantung pada kebutuhan. "Tergantung apa yang dioperasikannya. Kalau operasi untuk keamanan negara, (ancaman) dari luar, ya, serahkan TNI. Tergantung masalahnya," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.

JK mengatakan TNI dan Polri selalu membutuhkan koordinasi untuk menjaga keamanan. Tanpa koordinasi, kata JK, kekuatan pertahanan akan lemah. Apalagi, menurut dia, setiap institusi memiliki kelebihan dan tugas sesuai dengan undang-undang.

Baca: Moeldoko Sebut Koopssusgab TNI Telah Aktif Kembali

JK berkaca pada koordinasi TNI dan Polri dalam Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah. Menurut JK, koordinasi TNI dan Polri sudah terbukti bagus dalam operasi tersebut. Apalagi, kata JK, TNI dan Polri pernah di bawah satu komando sebelum reformasi. "Pernah terjadi dan bukan baru. Kalau tidak ada koordinasi bisa menimbulkan friksi di lapangan," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memberikan restu untuk mengaktifkan kembali Koopssusgab TNI dalam pemberantasan terorisme. Pengaktifan itu bukan tanpa syarat. Jokowi menyatakan satuan antiteror itu akan diterjunkan jika polisi sudah tidak sanggup menangani teroris.

Advertising
Advertising

Koopssusgab TNI dibentuk Moeldoko ketika menjabat Panglima TNI. Pasukan ini adalah gabungan dari tiga matra TNI, yaitu Sat-81 Gultor Komando Pasukan Khusus milik TNI Angkatan Darat, Detasemen Jalamangkara milik TNI Angkatan Laut, dan Satbravo 90 Komando Pasukan Khas dari TNI Angkatan Udara.

Baca: Komnas HAM: Koopssusgab Belum Diperlukan untuk Tangani Terorisme

Komando operasi khusus ini berisi pasukan yang bisa diturunkan secara cepat ketika terjadi situasi genting menyangkut terorisme. Tugas-tugas yang ditangani Koopssusgab pun bersifat extraordinary operation.

Wacana pengaktifan kembali Koopssusgab TNI memicu reaksi. Mantan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional, Adrianus Meliala, menilai pengaktifan kembali Koopssusgab TNI dalam memburu jaringan teror sebagai kebijakan emosional. Sebab, pengaktifan ini beriringan dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Berita terkait

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

1 jam lalu

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah belakangan viral di media sosial sebagai perwira tinggi bintang satu termuda. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

1 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

4 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

4 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

5 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Minta Maaf ke Senior di TNI, Prabowo: Saya Waktu Muda Sering Nakal

5 hari lalu

Minta Maaf ke Senior di TNI, Prabowo: Saya Waktu Muda Sering Nakal

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengakui bahwa dirinya memang nakal saat masih muda. Pria berumur 72 tahun itu menyampaikan permintaan maaf kepada para senior-seniornya ketika masih aktif di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ABRI (sekarang TNI) dulu.

Baca Selengkapnya

Kronologi Dua Prajurit TNI Tersambar Petir, Satu Meninggal

6 hari lalu

Kronologi Dua Prajurit TNI Tersambar Petir, Satu Meninggal

Dua prajurit yang tersambar petir itu tengah melintas di Delta 1 Mabes TNI, Cilangkap.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kontroversi Mayor Teddy di Debat Capres Berseragam Kubu 02, Putusan MK Sebut Tak Langgar Netralitas TNI

7 hari lalu

Kilas Balik Kontroversi Mayor Teddy di Debat Capres Berseragam Kubu 02, Putusan MK Sebut Tak Langgar Netralitas TNI

Menurut putusan MK, kontroversi Mayor Teddy dan netralitas TNI saat hadir di debat capres sudah diselesaikan Bawaslu dan tidak melanggar UU Pemilu.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

7 hari lalu

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Sebanyak 4.266 personel gabungan TNI dan Polri mengamankan penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

7 hari lalu

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.

Baca Selengkapnya