Petugas melakukan olah TKP di salah satu lokasi Bom Surabaya di GPSS Arjuno, Surabaya, Jawa Timur, 17 Mei 2018. Pascaledakan bom bunuh diri di tiga lokasi gereja yang berbeda di Surabaya pada 13 Mei lalu aparat keamanan masih terus mencari bukti lain terkait peristiwa itu. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
TEMPO.CO, Surabaya - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur telah menyerahkan tiga jenazah pelaku bom Sidoarjo yang meledak di Rusunawa Wonocolo ke pihak keluarga, Jumat siang, 18 Mei 2018.
"Karena situasional yang ada, kami hari ini baru (menyerahkan) tiga jenazah," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mengera, Jumat, 18 Mei 2018.
Tiga jenazah itu adalah Anton Febriantono, warga Surabaya, beserta istri dan anaknya, Puspita Sari dan Hilya Aulia Rahman. Ketiganya tewas setelah bom yang ada di kamar mereka meledak sendiri.
Dari pantaun Tempo di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Jawa Timur, ketiga jenazah tersebut dibawa keluar dari rumah sakit dengan menggunakan tiga mobil ambulans pada pukul 14.50.
Ketiga jenazah ini akan dimakamkan di tempat pemakaman umum di daerah Magersari, Sidoarjo. Pemakaman terpaksa dilakukan di sana karena mendapat penolakan dari warga.
Dengan demikian, jenazah pelaku teror bom gereja di Surabaya dan ledakan di Sidoarjo yang belum diserahkan ke keluarga berjumlah 10 jenazah, yakni jenazah keluarga Dita Oepriarto dan keluarga Tri Murtiono.
BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme
18 hari lalu
BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.