PVMBG: Tak Ada Erupsi Susulan Gunung Merapi, Dampak Abu Mereda
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Rina Widiastuti
Jumat, 11 Mei 2018 17:12 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Miitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (PVMBG), Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kasbani mengatakan tidak ada erupsi susulan Gunung Merapi. Abu vulkanik juga diperkirakan mereda.
“Dengan tidak adanya erupsi susulan, (dampak abu vulkanik) ini akan segera mereda,” kata dia di kantornya, di Bandung, Jumat, 11 Mei 2018.
Baca: Penyebab Erupsi Gunung Merapi Tak Terdeteksi Alat Peringatan Dini
Kendati demikian, Kasbani mengingatkan tentang bahaya abu erupsi Gunung Merapi. “Tentunya yang terkena dampak abu vulkanik ini harus diantisipasi dengan menggunakan masker. Abu ini bahaya untuk pernafasan,” kata dia.
Kasbani mengatakan, abu dari erupsi Gunung Merapi dipastikan bukan material magma baru, tetapi material lama yang terbawa erupsi. "Kalau abu itu berasal dari material di dalam kawah, berarti itu ada peningkatan magma, itu tidak ada. Kita harapkan, setelah ini relatif kembali tenang," ujarnya.
Ia menambahkan, letusan freatik umumnya tidak diikuti letusan susulan. Erupsi freatik juga bisa berlangsung setiap saat, dan tiba-tiba. “Biasanya freatik begitu, kejadiannya tiba-tiba, sesaat, dan biasanya tidak di ikuti oleh erupsi susulan,” kata dia.
Baca: Ahli: Abu Vulkanik Lebih Berbahaya dari Asap Rokok dan Polusi
Terkait adanya larangan untuk menghindari radius jarak dua kilometer dari puncak Gunung Merapi, menurut Kasbani, itu untuk mengantisipasi bahaya letusan erupsi. Menurut dia, imbas bahaya letusan freatik biasanya berada di seputaran daerah kawah.
“Freatik bisa terjadi seperti itu karena terjadi penumpukan gas, atau uap, yang bisa dierupsikan setiap saat. Makanya kenapa dalam radius 2 kilometer itu harus steril, tidak boleh ada kegiatan,” kata dia.
Kasbani mengatakan sebaran abu bergantung arah angin. Berdasarkan pantauan lembaganya, sebaran abu Gunung Merapi mengarah ke Yogyakarta. “Pantauan abu sampai ke arah Yogja, setidaknya ada sekitar 10 kilometer,” kat adia.