Survei RTK: Elektabilitas Jokowi Teratas, Prabowo dan AHY Buntuti

Reporter

Caesar Akbar

Kamis, 10 Mei 2018 16:51 WIB

Presiden Joko Widodo, berjalan bersama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri), usai pertemuan tertutup di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, 29 Januari 2015. Jokowi dan Prabowo, bertemu dalam rangka silahturahim dan membicarakan masalah terkini bangsa. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Survei Roda Tiga Konsultan menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo masih paling tinggi ketimbang delapan bakal calon presiden lainnya. Direktur Riset dan Data RTK Rikola Fedri mengatakan, jika pilpres digelar hari ini, pada pertanyaan spontan Jokowi dipilih oleh 38,2 persen responden.

"Sementara Prabowo Subianto 20,5 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 2,7 persen," ujar Rikola saat merilis hasil survei itu di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis, 10 Mei 2018. Urutan selanjutnya ditempati Gatot Nurmantyo dan Hary Tanoesoedibjo dengan perolehan 1,6 persen dam 0,9 persen.

Baca juga: Survei Kompas: Elektabilitas Jokowi Naik, Prabowo Turun

Setelah survei spontan, Rikola mengatakan lembaganya melakukan pertanyaan tertutup dengan 19 nama calon. Ternyata, kata dia, suara untuk Jokowi naik menjadi 48,2 persen. Di belakangnya, masih ada Prabowo Subianto dengan 22 persen dan AHY dengan 4,1 persen.

Ketika pilihan bakal calon presiden itu dikerucutkan menjadi sembilan orang, yaitu Jokowi, Prabowo, AHY, Gatot, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, Airlangga Hartarto, Budi Gunawan, dan Puan Maharani; suara untuk Jokowi ternyata masih teratas dengan 47,5 persen.

Pesaing terdekat Jokowi, Prabowo Subianto, meraup 23,4 persen. Adapun dua orang yang membuntuti mereka adalah AHY dengan 4,8 persen dan Gatot Nurmantyo dengan 3,4 persen.

Baca: Survei: Tren Elektabilitas Jokowi dan Gatot Naik, Prabowo Turun

Advertising
Advertising

Atas hasil tersebut, Rikola berpendapat posisi Jokowi saat ini belum aman lantaran elektabilitasnya belum melebihi 50 persen. "Sebagai inkumben, apabila masih di bawah 50 persen, artinya masih fifty-fifty peluangnya," kata dia. "Walaupun Prabowo masih stagnan, serta AHY dan Gatot ada kenaikan tapi tak signifikan."

Rikola menyampaikan survei mengenai peluang capres-cawapres dan elektabilitas parpol tersebut dilakukan pada 21 April-2 Mei 2018. Metode yang dilakukan adalah dengan stratified systemic random sampling dengan responden sebanyak 1601 orang dan margin of error 2,5 persen.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

43 menit lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

1 jam lalu

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

ICW khawatir wacana penambahan nomenklatur kementerian membuat kabinet Prabowo menjadi sangat gemuk.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Hukum Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

8 jam lalu

Kata Pakar Hukum Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

Presiden terpilih Prabowo Subianto dapat menambah nomenklatur kementerian dengan amendemen UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

9 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi soal rencana Presiden terpilih Prabowo membentuk kabinet gemuk.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

9 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

10 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

10 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

10 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

Juru bicara Prabowo mengatakan ide presidential club Prabowo ditujukan untuk menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, Gibran: Biar Berproses Dulu

10 jam lalu

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, Gibran: Biar Berproses Dulu

Gibran tak banyak menanggapi soal gugatan PDIP ke PTUN yang putusannya bisa saja berimbas pada pelantikannya sebagai wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

10 jam lalu

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya