LSI Sebutkan Penyebab Elektabilitas Rendah Partai di Pilpres 2019
Reporter
Alfan Hilmi
Editor
Endri Kurniawati
Rabu, 9 Mei 2018 17:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA yaitu Ardian Sopa menyebutkan beberapa partai yang tingkat elektablitasnya rendah pada pemilihan presiden atau Pilpres 2019. Beberapa partai tidak akan mencapai ambang batas parlemen sebesar empat persen sehingga mengancam keberadaan partai-partai itu di DPR. “Tanpa usaha ekstra, partai-partai yang itu akan hilang di DPR periode 2019 hingga 2024,” kata Ardian di kantornya di Jakarta, Selasa, 8 Mei 2018.
Apa sebab elektabilitas partai-partai itu rendah? Berikut adalah penyebabnya berdasarkan survei 8 April hingga 5 Mei 2018 dengan 1200 responden di seluruh Indonesia dengan metode penelitian multistage random sampling dengan wawancara tatap muka:
Baca: PAN Ingin Zulkifli Hasan Ikut Pilpres 2019, tapi...
- Didera isu perpecahan partai.
Ini terjadi pada Partai Hanura yang pecah menjadi dua kubu. Yakni kubu Oesman Sapta Odang dan kubu Sudding. Hingga kini, perpecahan itu belum bisa diatasi.
- Program partai dan tidak terasosiasi dengan calon presiden yang kuat.
- Tersangkut korupsi.
Hal ini terjadi pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pimpinan Grace Natalie. PSI, kata Ardian, gencar melakukan publisitas tinggi sebagai partai antikorupsi, namun salah satu Dewan Pembina mereka yaitu Sunny Tanuwidjadja malah terjerat kasus korupsi.
Baca: Voxpol Prediksikan Jokowi Kalah Bila Pilpres ...
- Elektabilitas melorot karena tidak punya cukup publikasi untuk menarik pemilih.
Masalah ini dihadapi oleh Partai Bulan Bintang pimpinan Yusril Ihza Mahendra. Elektabilitas PBB, kata Ardian, anjlok karena tidak punya cukup publikasi untuk menarik pemilih islam.
- Tidak terdengar kiprahnya.
Ini dialami oleh PKPI, Partai Garuda dan Partai Berkarya.
Rendahnya elektabilitas partai bisa disebabkan beberapa faktor, sebagimana terjadi pada Hanura. Elektabilitas partai ini rendah karena diterpa isu perpecahan partai, tidak terdengarnya program partai dan tidak terasosiasi dengan capres yang kuat.
Survei LSI Denny JA mencatat partai dengan elektabilitas rendah adalah Partai Amanat Nasional (PAN) sebesar 2,5 persen, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 2,3 persen, Partai Persatuan Indonesia 2,3 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2,2 persen, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1,8 persen. “Tapi untuk Perindo yang merupakan partai baru, posisi ini sudah merupakan suatu prestasi,” kata Ardian.
Ardian juga menyebutkan enam partai yang elektabilitasnya masih di bawah nol koma pada Pilpres 2019. Enam partai itu yaitu Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 0,7 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,4 persen, Partai Garuda 0,3 persen, PKPI 0,1 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Berkarya (0,1) persen.