Gerakan #2019GantiPresiden Dianggap Bukan Ancaman Serius Jokowi

Editor

Amirullah

Minggu, 6 Mei 2018 17:38 WIB

Sejumlah relawan membentangkan spanduk saat Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden di depan pintu barat daya Monas, Jakarta, 6 Mei 2018. Dalam kegiatan tersebut, para relawan membacakan aspirasi yang menyatakan siap mengawal jalannya Pemilu 2019 agar tertib dan lancar, sehingga terwujudnya 2019 Ganti Presiden. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi, mengatakan deklarasi gerakan #2019GantiPresiden bukan ancaman yang serius bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Posisinya akhirnya tidak menjadi ancaman yang serius karena gerakannya masih belum terstruktur dengan baik. Gerakan sifatnya lebih karikatif, ketimbang memenuhi target yang lebih terstruktur," kata Muradi saat dihubungi, Ahad, 6 Mei 2018.

Baca: Relawan #2019GantiPresiden Deklarasi, Relawan Jokowi Tak Diam

Muradi menyoroti empat hal dalam gerakan #2019GantiPresiden. Pertama, soal orang yang akan menjadi pengganti. Muradi mengatakan gerakan itu seharusnya berani menunjuk atau minimal menyebutkan nama calon pengganti presiden.

Jika sudah ditunjuk, akan ada calon yang dapat menjadi ukuran. Muradi menilai partai politik memiliki sifat elektoral yang dapat diukur.

Advertising
Advertising

Kedua, dari segi momentum, gerakan tersebut terus bergerak membangun nama tanda pagar tersebut.

Ketiga, menurut Muradi, yang perlu diperhatikan soal eskalasi dari gerakan itu. Muradi menilai gerakan #2019GantiPresiden masih berkutat dalam internal mereka sendiri karena tidak menyebut nama figur pengganti.

Keempat, soal partai politik. Muradi melihat nama partai yang muncul saat ini dalam gerakan tersebut adalah Partai Keadilan Sejahtera dan Gerindra. Menurut Muradi, Gerindra tetap ingin mengganti presiden dengan Prabowo Subianto. Sedangkan, menurut Muradi, ada juga ada fraksi lain yang menjadi pendukung Gerindra, ada kerja sama dan sebagainya.

Baca: Gerakan #2019GantiPresiden Pertimbangkan Dukungan ke Jokowi

"Kalau kemudian ikut dari fraksi-fraksi itu, peluang untuk menggeser, peluang untuk mengurangi dukungan, dan sebagainya menjadi besar. Kalau mereka tidak digandeng situasinya akan lebih sebagai bagian dari lelucon politik, ketimbang gerakan yang sifatnya lebih masif," kata Muradi.

Seperti diketahui, sekitar 500 orang menghadiri deklarasi gerakan #2019GantiPresiden pada Ahad, 6 Mei. Politikus PKS, Mardani Ali Sera, merupakan penggagas gerakan #2019GantiPresiden.

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

1 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

3 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

3 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

4 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

6 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

7 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya