Elektabilitas Prabowo Turun, Fadli Zon: Nanti Lihat Saja

Reporter

Imam Hamdi

Selasa, 24 April 2018 08:36 WIB

Ketua Badan Komunikasi Gerindra Fadli Zon (kiri) dan Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra Hashim Djojohadikusumo memberikan keterangan kepada media disela acara Temu Koordinasi pengurus Badan Komunikasi Gerindra di DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta, 20 Maret 2018. Tempo/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan hasil survei Kompas yang menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto menurun tidak bisa dijadikan patokan kondisi sebenarnya.

"Menurut saya nanti kita lihat saja ya. Survei itu belum tentu merefleksikan apa yang sesungguhnya, hanya menjadi salah satu indikator," kata Fadli di kompleks parlemen, Jakarta, 23 April 2018.

Baca: Survei Kompas: Elektabilitas Prabowo dan Gatot Tergerus karena...

Menurut survei itu, tingkat keterpilihan Jokowi meningkat. Jika pemilihan presiden dilaksanakan saat ini, tingkat keterpilihan Jokowi sebesar 55,9 persen. Angka ini naik dibandingkan hasil survei yang dilakukan enam bulan lalu, elektabilitas Jokowi 46,3 persen.

Sementara itu, tingkat keterpilihan Prabowo pada enam bulan lalu mencapai 18,2 persen. Namun, menurun menjadi 14,1 persen pada saat survei ini berlangsung.

Kata Fadli, dalam survei pertanyaan menjadi sangat menentukan jawaban masyakat. Jadi, menurut dia, perlu dilihat kembali pertanyaan yang diajukan, sampai metodologi dan representasinya seperti apa.

Baca: Survei Kompas: Elektabilitas Jokowi Naik, Prabowo Turun

Advertising
Advertising

Fadli mengatakan pernah membuat survei di media sosial. Saat itu, dia melontarkan dua pertanyaan kepada masyarakat, yakni mau presiden baru atau tidak. Hasilnya, klaim Fadli, rata-rata menginginkan presiden baru. "Ya pernah Jokowi menang sekali waktu saya buat dulu," ucapnya.

Hasil survei, kata Fadli, tidak bisa dijadikan rujukan sebenarnya. Apalagi, survei dari lembaga Median yang baru saja dirilis menunjukan elektabilitas Jokowi hanya 36 persen, sedangkan Prabowo sekitar 20 persen. "Survei indikator awal saja."

Fadli mencurigai banyak lembaga survei menerima pesanan dalam melakukan survei. Karena itu, ia meminta lembaga survei mengumumkan pihak yang membiaya mereka. "Seharusnya kalau yang merupakan bagian dari political consultan harusnya mengumumkan ini dibiayai oleh kandidat ini," ujarnya.

Dia juga mengingatkan agar lembaga survei tidak menipu rakyat dengan seolah-olah lembaga tersebut independen, padahal ada orang yang mendanai mereka. "Kita sudah sama-sama tahu lah, beberapa kali pemilu kan juga gitu. Jadi lembaga-lembaga suvei ini yang men-declare demi transparansi mereka," ujarnya.

Menurut Fadli, lembaga survei mengumumkan pihak yang mendanai mereka adalah hal yang biasa di negara lain. Dia mencontohkan, lembaga survei di Amerika Serikat mengungkapkan mereka didanai oleh Partai Republik atau Demokrat. "Atau berafiliasi semacam itu," ujarnya. "Saya juga bisa bikin survei yang bikin Pak Prabowo menang. Gampang."

Selain itu, pemilu presiden, kata Fadli, juga masih satu tahun lagi. Setelah waktu pendaftaran baru akan menjadi kontestasi sebenarnya. Gerindra yakin Prabowo akan memenangi pemilu tahun depan. "Kita lihat banyak janji-janji dari pemerintah sekarang itu tidak terealisasi. Kemudian keadaan ekonomi juga jauh seperti dulu yang dijanjikan," ucapnya.

Berita terkait

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

1 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

3 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

3 jam lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

4 jam lalu

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bicara mengenai peluang pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri dan PKS. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Ungkap Rencana Prabowo Mau Buat Presidential Club

7 jam lalu

Dahnil Anzar Ungkap Rencana Prabowo Mau Buat Presidential Club

Prabowo ingin para mantan presiden Republik Indonesia rutin bertemu dalam wadah presidential club.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

13 jam lalu

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

Apa alasan Prabowo Subianto tak melepas jabatan Menhan, padahal sibuk transisi sebagai presiden terpilih?

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

22 jam lalu

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan posisi partainya yang mendukung pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

23 jam lalu

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

Gibran rencana Prabowo yang akan melibatkan ketua parpol dan tokoh senior, tak terkecuali Ketua Umum PDIP Megawati dalam menyusun kabinet

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

1 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

1 hari lalu

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

Cak Imin menyerahkan 8 agenda perubahan itu kepada Prabowo saat Ketua Umum Gerindra itu mengunjungi Kantor DPP PKB.

Baca Selengkapnya