Pencalonan Romi PPP Menjadi Cawapres Jokowi Dinilai Memalukan

Selasa, 24 April 2018 01:23 WIB

Ketua Umum DPP PPP periode 2016-2021 terpilih, Romahurmuziy setibanya di Gedung KPK, Jakarta, 11 April 2016. Kedatangan Romahurmuziy untuk menjenguk mantan Ketua PPP yang juga terpidana kasus korupsi di Kementerian Agama tahun 2010-2012, Suryadharma Ali yang kini mendekap di Rutan KPK cabang Guntur. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pencalonan Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romi menjadi calon wakil presiden mendampingi Jokowi dinilai memalukan. Sesepuh Partai Persatuan Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta Syukri Fadholi menganggap pencalonan itu mengada-ada dan tidak ada nilainya.

"Gerakan Romi yang gencar mencalonkan diri jadi cawapres kami anggap mengada-ada dan tidak ada nilainya. Saya menganggap hal itu memalukan PPP," kata Syukri, Senin, 23 April 2018.

Baca: Gerakan Pemuda Ka'bah: Baju PPP Hijau, tapi Dalamnya Merah

Ia menyebut langkah yang dijalankan Romi tidak mencerminkan sikap dan etika pemimpin. Sebab, proses pencalonan akan lebih baik jika dilakukan dengan cara biasa-biasa saja. Bahkan dia menambahkan, sebagai umat Islam, upaya Romi mencalonkan diri tidak mencerminkan sikap etika sebagai pemimpin.

Seharusnya, kata Syukri, PPP kubu Romi yang diakui pemerintah justru merangkul dan melakukan rekonsiliasi dengan pihak Djan Faridz yang masih mengklaim sebagai ketua umum PPP yang sah. "PPP pecah karena ada dualisme kepemimpinan. Seharusnya langkah Romi lebih rekonsiliatif," kata dia.

Advertising
Advertising

Syukri menambahkan, gerakan Romi memimpin PPP seperti menggadaikan akidah dan moral demi kekuasaan. Seharusnya ia menyelesaikan dulu masalah di tubuh partai. "Kami khawatir partai ini ditinggal umat," kata dia.

Baca: Dua Kesalahan PPP Menurut Gerakan Pemuda Ka'bah

Warga PPP Yogyakarta belum mengakui Romi menjadi ketua DPP. Sebelumnya mereka masih ikut PPP Djan. Namun karena Djan dianggap melenceng, para pengurus tidak mengakui Djan. Pengurus yang dibentuk Romi pun tidak diakui.

"Kami tidak akan memberikan suara kepada PPP maupun partai lain. Kami harap PPP dua kubu bisa rekonsiliasi dan menggelar muktamar luar biasa," kata Ketua Dewan Pembina Gerakan Pemuda Ka’bah, sayap organisasi pemuda PPP Yogyakarta Fuad Andreago.

Berita terkait

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

33 menit lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

40 menit lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

1 jam lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

1 jam lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

2 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

2 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

12 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

12 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya