TEMPO.CO, Yogyakarta - Kaum muda Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Gerakan Pemuda Ka’bah Daerah Istimewa Yogyakarta mendeklarasikan kembali ke khittah partai. Deklarasi dianggap penting karena para pemuda menilai partainya kini hanya mementingkan kekuasaan saja dan sudah keluar dari prinsip sebagai rumah besar umat Islam. Dualisme kepemimpinan partai menunjukkan adanya nafsu rebutan kekuasaan.
“PPP sekarang bajunya hijau dalamnya merah, hanya mengejar kekuasaan,” kata Ketua Dewan Pembina GPK Yogyakarta Fuad Andreago, saat deklarasi damai menjelang pemilihan umum dan pemilihan presiden 2019, Ahad malam, 22 April 2018.
Baca:
Mengapa Akar Rumput PPP Tak Solid ke Jokowi ?
PKB Tanggapi Protes PPP Soal Jatah Kursi ...
Ia mengatakan, baik PPP pimpinan Romahurmuziy maupun Djan Farid sudah melenceng dari prinsip partai. Mereka tidak mau mendengar suara arus bawah yang menginginkan partai ini lebih islami. “Kebijakan-kebijakannya tidak sesuai nurani umat Islam.”
Fuad mengatakan bahwa deklarasi tidak hanya untuk partai. Tapi mereka menjamin pemilihan umum, pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019 dengan deklarasi damai. Gesekan saat pemilihan umum memang sering terjadi. Namun dengan adanya deklarasi ini, keamanan, kedamaian dan kenyamanan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan terjamin.
Syukri Fadholi, yang masih mengklaim sebagai ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan polisi tidak bisa melakukan pengamanan sendiri. Organisasi masyarakat juga menjadi pilar penjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat. “Kerjasama antara masyarakat dan organisasi bersama aparat keamanan menjamin keamanan.”
Baca: PKB Tanggapi Protes PPP Soal Jatah Kursi ...
Deklarasi damai yang diikuti ratusan massa GPK ini juga dihadiri pihak kepolisian. Kepala Sub Direktorat Bin Satuan Pengamanan Polsus Polda Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Ahmad Hanafi menyatakan ajakan moral dari organisasi yang besar ini sangat penting. Pernyataan sikap damai GPK, kata dia, merupakan sebuah ajakan dari Daerah Istimewa Yogyakarta kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus memelihara ukhuwah, menghindari perpecahan.
Selain itu juga mempererat tali persaudaraan guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Ini bentuk tanggung jawab moral sebagai anak bangsa mewujudkan suasana damai dan aman selama pesta demokrasi,” kata dia.