Survei Kompas: Elektabilitas Prabowo dan Gatot Tergerus karena...

Reporter

M Rosseno Aji

Senin, 23 April 2018 20:07 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersiap bersepeda menuju kantor DPP PKS di Jakarta Selatan, 21 April 2018. TEMPO/TAUFIQ SIDDIQ

TEMPO.CO, Jakarta-Manajer Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas Toto Suryaningtyas mengatakan ketidakpastian pencalonan presiden Gatot Nurmantyo dan Prabowo Subianto menggerus elektabilitas dua tokoh tersebut. Menurut Toto hal itu terlihat dari hasil survei Kompas yang memperlihatkan kecenderungan elektabilitas Prabowo dan Gatot menurun.

“Problem di kedua orang ini karena belum ada kejelasan mereka mau jadi capres atau cawapres, jadi publik belum bisa memberi penilaian pada mereka,” kata dia saat dihubungi, Senin, 23 April 2018.

Baca: Luhut Mengaku Laporkan Pertemuannya dengan Prabowo ke Jokowi

Menurut survei Litbang Kompas pada 21 Maret 2018 hingga 1 April 2018, elektabilitas Prabowo dan Gatot menurun selama enam bulan belakangan. Survei dilakukan sebelum Partai Gerindra mendeklarasikan mengusung Prabowo sebagai capres pada 11 April 2018. Sedangkan Gatot hingga sekarang baru menyatakan siap sebagai capres, tapi belum punya partai politik pendukung.

Menurut survei Kompas pada Oktober 2017 tingkat keterpilihan Prabowo sebanyak 18,2 persen. Namun, menurun menjadi 14,1 persen pada saat survei ini berlangsung. Adapun Gatot yang setengah tahun lalu punya keterpilihan 3,3 persen susut jadi 1,8 persen.

Sebaliknya, elektabilitas Jokowi dalam periode yang sama meningkat hingga 9,6 persen. Enam bulan lalu elektabilitas Jokowi 46,3 persen, kini elektabilitas Jokowi 55,9 persen.

Simak: Prabowo Cawapres Jokowi Jika Kendalikan Militer? Fadli Zon: Basi

Toto menuturkan ada faktor lain selain ketidakpastian pencapresan Prabowo dan Gatot yang mempengaruhi kenaikan elektabilitas Jokowi. Menurutnya kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi berpengaruh banyak pada peningkatan elektabilitasnya.

Menurut survei itu, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi mencapai 72,7 persen atau naik dari 63,1 persen dibandingkan enam bulan lalu. “Kenaikan elektabilitas Jokowi sejajar dengan tingkat kepuasan masyarakat,” kata dia.

Toto berujar dominasi Jokowi dalam survei Kompas juga dapat dimaknai secara kualitatif. Menurut dia, pemberitaan media soal capres saat ini masih dikuasai Jokowi. Gaung Prabowo sebagai capres, kata dia, juga ada, tapi tidak sebanyak Jokowi.

Lihat: Perayaan 20 Tahun PKS, Sohibul Iman Jemput Prabowo Bersepeda

Adapun Gatot, sejak tak menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia sudah tidak memiliki suara lagi. “Gatot tidak punya partai atau organisasi masyarakat, jadi proporsinya kecil,” kata Toto.

Survei Litbang Kompas dilakukan pada 21 Maret hingga 1 April 2018 di 32 provinsi. Survei meilibatkan 1.200 responden berusia di atas 17 tahun yang dipilih acak dengan metode tatap muka. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sekitar 2,8 persen.

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

5 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

6 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

6 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

7 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

10 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

11 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

11 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

13 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

14 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

15 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya