Azyumardi Azra: HTI Berbahaya bagi Eksistensi Pancasila

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 5 April 2018 19:41 WIB

Azyumardi Azra. TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menghadirkan Azyumardi Azra, mantan Rektor Universitas Islam Negeri Jakarta, sebagai saksi ahli dalam sidang lanjutan gugatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terkait dengan pembubaran organisasi tersebut.

Dalam kesaksiannya, Azyumardi menyatakan pembubaran HTI merupakan reaksi pemerintah terhadap ancaman dari organisasi yang menginginkan ajaran Islam diterapkan di Indonesia. Konsep khilafah yang diusung HTI, menurut dia, berbahaya bagi eksistensi Pancasila dan kesatuan republik ini.

Baca juga: Saksi HTI: Konsep Khilafah justru untuk Jaga NKRI

Dia mengutip sejumlah penelitian pusat kajian masyarakat setelah pemerintah Soeharto. Penelitian itu menemukan bahwa konsep khilafah HTI sebagai entitas politik untuk menggantikan NKRI, Pancasila, dan UUD 1945, bukan berorientasi kepada ajaran agama. "Gerakan ini berbahaya bagi kelanjutan NKRI," ujarnya di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Jakarta, Kamis, 5 April 2018.

Menurut Azyumardi, baru pemerintah Joko Widodo yang mengambil langkah drastis dalam menghadapi HTI. Meskipun pemerintah tidak secara langsung membuat aturan pembubaran HTI, pemerintah membuat aturan untuk pembubaran organisasi kemasyarakatan yang dianggap bertindak tak sesuai Pancasila dan UUD 1945.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan presiden-presiden setelah Soeharto tidak menganggap HTI sebagai ancaman serius dan membiarkan HTI bergerak bebas. Pada masa pemerintah Soeharto, HTI tidak menunjukkan dirinya secara jelas. Azyumardi mengatakan presiden saat itu sangat keras dengan hal-hal yang bertentangan dengannya.

Namun, Azyumardi mengatakan pembubaran HTI tidak berarti pemikiran organisasi tersebut mati. Menurut dia, kelompok yang ingin mendirikan negara Islam akan selalu ada. "Itu akan selalu ada karena ini bagian dari realitas yang dihadapi pemikiran Islam," ujarnya.

Baca juga: Pengacara Kemenkumham Ragukan Saksi Fakta HTI

Meski pemikirannya tak mati, Azyumardi menyatakan peluang terbentuknya negara Islam di Indonesia tak mungkin terwujud. Sebabnya, mayoritas umat Islam di Indonesia berkomitmen kepada NKRI dan Pancasila. Dia mencontohkan, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai perwakilan kelompok Islam terbesar di Indonesia menyatakan mendukung pemerintah.

Dia juga mengingatkan pembentukan Pancasila pada masa kemerdekaan dulu. Dasar negara ini dibuat berdasarkan musyawarah antara para pemimpin pemerintahan dan pemuka agama Islam.

Berita terkait

Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII

8 Maret 2024

Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII

Enam orang itu meminta Kapolri usut izin acara Metamorfoshow di TMII yang diduga bagian dari HTI.

Baca Selengkapnya

Diduga Acara Eks HTI, Polisi Periksa Penyelenggara dan Manajemen TMII

23 Februari 2024

Diduga Acara Eks HTI, Polisi Periksa Penyelenggara dan Manajemen TMII

Nicolas menjelaskan penyelenggara acara itu telah meminta izin keramaian kepada Polsek Cipayung terkait kegiatan peringatan Isra Miraj di TMII.

Baca Selengkapnya

Peringati 1 Abad Kelahiran, NU Tegaskan Sikap Ideologi, Tolak Negara Khilafah

8 Februari 2023

Peringati 1 Abad Kelahiran, NU Tegaskan Sikap Ideologi, Tolak Negara Khilafah

Sekali lagi NU menyatakan menolak tegas ideologi negara khilafah. Sikap ideologi NU ini merupakan hasil dari Muktamar Internasional Fikih Peradaban.

Baca Selengkapnya

Terpilih Jadi Ketua Dewan Pers Menggantikan Azyumardi Azra, Inilah Profil Ninik Rahayu

15 Januari 2023

Terpilih Jadi Ketua Dewan Pers Menggantikan Azyumardi Azra, Inilah Profil Ninik Rahayu

Sebelum di Dewan Pers, Ninik Rahayu pernah menduduki sejumlah jabatan. Di antaranya sebagai Komisioner Komnas Perempuan dan anggota Ombudsman RI.

Baca Selengkapnya

Ninik Rahayu Terpilih Jadi Ketua Dewan Pers Gantikan Azyumardi Azra

13 Januari 2023

Ninik Rahayu Terpilih Jadi Ketua Dewan Pers Gantikan Azyumardi Azra

Ninik Rahayu terpilih menggantikan Azyumardi Azra sebagai Ketua Dewan Pers berdasarkan rapat pleno.

Baca Selengkapnya

2 Periode Haedar Nashir Pimpin PP Muhammadiyah, Begini Profil dan Pemikirannya

21 November 2022

2 Periode Haedar Nashir Pimpin PP Muhammadiyah, Begini Profil dan Pemikirannya

Haedar Nashir kembali terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk periode 2022-2027. Begini profil dan pemikirannya.

Baca Selengkapnya

Siti Elina, Perempuan Penerobos Istana Tak Kooperatif Saat Diperiksa Densus 88

28 Oktober 2022

Siti Elina, Perempuan Penerobos Istana Tak Kooperatif Saat Diperiksa Densus 88

Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Densus 88 masih mendalami hubungan Siti Elina dengan jaringan kelompok radikal Islam HTI dan NII.

Baca Selengkapnya

Dicurigai Terhubung Kelompok Teroris, Siti Elina Mengikuti Akun Medsos Eks HTI dan NII

26 Oktober 2022

Dicurigai Terhubung Kelompok Teroris, Siti Elina Mengikuti Akun Medsos Eks HTI dan NII

Polisi akan mendalami hubungan Siti Elina dengan kelompok teroris setelah perempuan itu hendak menerobos Istana. Mengikut akun medsos eks HTI.

Baca Selengkapnya

Face Recognition untuk Selidiki Penodong Paspampres yang Disebut Anggota HTI & Gagal Ginjal Akut Jadi Top 3 Metro

26 Oktober 2022

Face Recognition untuk Selidiki Penodong Paspampres yang Disebut Anggota HTI & Gagal Ginjal Akut Jadi Top 3 Metro

Polda Metro Jaya gunakan face recognition untuk selidiki penodong Paspampres yang disebut anggota HTI & gagal ginjal akut Jadi Top 3 Metro.

Baca Selengkapnya

Ini Kronologi Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres di Istana Merdeka

25 Oktober 2022

Ini Kronologi Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres di Istana Merdeka

Perempuan Todongkan Pistol ke Paspampres dipastikan belum terobos Istana Merdeka.

Baca Selengkapnya