Soal Sukmawati Soekarnoputri, Ini Saran Lembaga Seni Budaya PBNU

Rabu, 4 April 2018 19:25 WIB

Sukmawati Soekarnoputri. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Yogyakarta -Pengurus Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Hasan Basri Marwah mengatakan umat Islam tidak perlu membawa puisi ciptaan Sukmawati Soekarnoputri berjudul Ibu Indonesia ke ranah hukum.

"Tidak efektif bersikap reaktif dengan membawanya ke ranah hukum positif," kata Hasan seusai acara ngaji bertajuk Dewa Ruci dengan topik Islam dan Kolonialisme di Indonesia di Pesantren Kaliopak Kleggotan, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Selasa malam, 3 April 2018.

Menggiring puisi ciptaan Sukmawati ke wilayah hukum, kata Hasan, tidak efektif karena adanya perpecahan. Apalagi saat ini terus bermunculan kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam dan semakin mengeras.

Situasi semacam ini, menurut dia, berbahaya bagi semangat kebersamaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hasan khawatir polemik puisi Sukmawati bila dibawa ke ranah hukum, bisa menambah perpecahan yang sudah ada.

Tak hanya itu, kata Hasan, polemik puisi Sukmawati bila terus dibiarkan, akan semakin memperuncing anggapan orientalistik. Pandangan orientalistik bicara tentang tidak ada persambungan antara tradisi keislaman dengan nasionalisme. “Pengkotak-kotakan Islam berbahaya di tahun politik,” kata dia.

Advertising
Advertising

Hasan menyarankan umat Islam tak reaktif dan bersikap kritis terhadap puisi itu melalui dialog. Dalam tradisi pesantren NU, orang mengenalnya sebagai tabayyun atau menggunakan mekanisme klarifikasi, menunggu pernyataan Sukmawati dan keluarga. “Gunakan jalur kultural. Saya berharap polemik ini cepat reda,” kata dia.

Hasan yang juga merupakan pemerhati budaya lulusan S2 Cultural Studies Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengatakan puisi Sukmawati di satu sisi menggambarkan sikap kritis terhadap formalisasi agama Islam: melawan kelompok yang punya kecenderungan intoleran. Tetapi, di sisi lain puisi itu terlalu menyederhanakan atau simplifikasi terhadap syariat Islam, yang maknanya luas.

Simplifikasi ini memicu reaksi keras dari kelompok-kelompok Islam. Ada juga pandangan kritis dari kelompok intelektual. “Puisi Sukmawati tidak tepat dalam situasi politik identitas yang semakin menguat,” kata Hasan.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

20 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

20 hari lalu

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.

Baca Selengkapnya

Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

20 hari lalu

Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

Joko Pinurbo memiliki jiwa sosial yang tinggi termasuk terhadap perempuan dan kelompok marginal, termasuk saat masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

21 hari lalu

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

21 hari lalu

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

21 hari lalu

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

21 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

Sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin, berpulang pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pukul 06.03 WIB.

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

58 hari lalu

Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

UNESCO menyebut bahwa tujuan dari diadakannya Hari Puisi Sedunia adalah untuk mempromosikan pembacaan, penulisan, penerbitan, dan pengajaran puisi.

Baca Selengkapnya

Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

58 hari lalu

Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.

Baca Selengkapnya

Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

58 hari lalu

Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

Sastrawan Sapardi Djoko Damono lahir di Kampung Baturono, Solo, 20 Maret 1940. Berikut kiprah sang pujangga.

Baca Selengkapnya